Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II RJ Lino memaparkan kiat-kiat menarik investor melalui obligasi global pada ajang 6th World Bank Singapore Infrastructure Finance Summit.

Lino dalam keteragan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa mengatakan kiat-kiat dan strategi perusahaan dalam mendanai proyek-proyek besar yang sedang direncanakan dan dilaksanakan, antara lain di NewPriok, Sorong, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan dan Cirebon melalui pasar modal.

"Hasilnya peningkatan investasi perusahaan untuk pengembangan dan modernisasi pelabuhan di bawah manajemen perusahaan," katanya.

Dia menyebutkan nilai aset perusahaan meningkat 9,3 kali, sementara pendapatan meningkat sebesar 5,4 kali dengan peningkatan laba sebesar 2,8 kali dibandingkan 2005.

"Peningkatan kinerja keuangan IPC/ Pelindo II berimbas pada kepercayaan investor asing untuk berinvestasi pada pengembangan perusahaan," katanya.

Lino menuturkan pada 23 April 2015, Pelindo II telah menerbitkan obligasi global perdana dengan total 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp20,8 triliun yang akan berakhir pada 2025 dan 2045.

"Dua obligasi global IPC itu merupakan transaksi perdana obligasi BUMN terbesar di Indonesia saat ini, dengan kupon (bunga) obligasi 10 tahun terendah dibandingkan BUMN lainnya, yaitu sebesar 4,25 persen dan yield 4,375 persen," katanya.

Berdasarkan catatan Lino, obligasi global Pelindo II menawarkan spread bunga terkec dari obligasi pemerintah dibandingkan obligasi BUMN lainnya di Indonesia, yaitu kurang 60 basis poin.

Dia menambahkan hingga akhir masa penawaran obligasi global, terdapat 245 investor membeli obligasi yang jatuh tempo 10 tahun dan 80 investor yang membeli obligasi jatuh tempo 30 tahun.

"Perbaikan terhadap internal maupun koordinasi eksternal harus dilakukan secara transparan, disiplin dan terus menerus hingga berimbas pada kondisi perusahaan yang aka terlihat pada kinerja keuangan perusahaan yang menjadi wajah perusahaan saat ditawarkan kepada investor," katanya.