Perbaikan Benteng Kuto Besak butuh Rp6 miliar
18 Oktober 2015 13:28 WIB
Sejumlah warga dan wisatawan domestik menghabiskan akhir pekan di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sumsel, Minggu (17/5). Warga banyak menikmati pemandangan Jembatan Ampera dan Kampung Kapitan disenja hari. (ANTARA FOTO/Yahanan Sulam)
Palembang (ANTARA News) - Perbaikan lokasi wisata Benteng Kuto Besar membutuhkan dan Rp6 miliar untuk pengecetan ulang, perbaikan lantai dan penghijauan area, kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kota Palembang, Syaiful.
"Kondisi Benteng Kuto Besak (BKB) yang merupakan salah satu ikon Kota Palembang sudah memprihatinkan, seperti kurang terawat. Dindingnya kusam, kotor, dan dipenuhi lumut, dan biaya perawatan serta perbaikan jika dihitung-hitung sekitar Rp6 miliar," kata Syaiful di Palembang, Minggu.
Lantaran dana yang relatif besar tersebut, Pemkot Palembang berencana meminta bantuan pemerintah pusat karena dana APBD yang ada lebih difokuskan untuk kebutuhan berskala prioritas.
"Kebutuhan dana ini relatif masuk akal karena sudah tiga tahun, BKB tidak mendapatkan perawatan," kata dia.
Ia menambahkan, kawasan BKB yang berhadapan muka dengan Sungai Musi ini menjadi perhatian pemkot karena Palembang berencana membangun kawasan wisata sungai pertama di Indonesia.
Pemkot berharap Sungai Musi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata seperti di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, setelah dibangun oleh BUMN PT Pengembang Pariwisata Indonesia Persero (ITDC).
Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Investasi Pemerintah Kota Palembang Sudirman Tegoeh mengatakan, pemkot berharap demikian karena PT ITDC sudah berencana membangun hotel mewah dengan 20 lantai di tepi Sungai Musi pada 2016 dengan nilai investasi Rp200 miliar.
"Saat ini sedang proses penyediaan lahan. Untuk kerja sama sendiri, pemkot sudah membuat nota kesepahaman dengan Sahid Group untuk pembangunan hotelnya," kata dia.
Pemkot sangat menyambut baik rencana ini karena sejak lama terkendala dana dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Kehadiran BUMN PT ITDC diharapkan memecah kebuntuan ini mengingat belum ada yang mampu menyambungkan antara pihak swasta dan pemerintah.
"Yang disukai dari kerja sama ini yakni PT ITDC akan mengawal ketersediaan dana, seperti halnya ketika membangun Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang membutuhkan dana Rp1,8 triliun. Kini pemerintah pusat sudah siap menguncurkan dana Rp250 miliar setiap tahun," kata dia.
Sementara ini jumlah kunjungan wisatawan di Sumsel mencapai rata-rata tiga juta orang per tahun.
Kehadiran kawasan wisata sungai ini diharapkan mendongkrak menjadi 5 juta orang, seiring dengan peran Palembang sebagai tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.
"Kondisi Benteng Kuto Besak (BKB) yang merupakan salah satu ikon Kota Palembang sudah memprihatinkan, seperti kurang terawat. Dindingnya kusam, kotor, dan dipenuhi lumut, dan biaya perawatan serta perbaikan jika dihitung-hitung sekitar Rp6 miliar," kata Syaiful di Palembang, Minggu.
Lantaran dana yang relatif besar tersebut, Pemkot Palembang berencana meminta bantuan pemerintah pusat karena dana APBD yang ada lebih difokuskan untuk kebutuhan berskala prioritas.
"Kebutuhan dana ini relatif masuk akal karena sudah tiga tahun, BKB tidak mendapatkan perawatan," kata dia.
Ia menambahkan, kawasan BKB yang berhadapan muka dengan Sungai Musi ini menjadi perhatian pemkot karena Palembang berencana membangun kawasan wisata sungai pertama di Indonesia.
Pemkot berharap Sungai Musi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata seperti di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, setelah dibangun oleh BUMN PT Pengembang Pariwisata Indonesia Persero (ITDC).
Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Investasi Pemerintah Kota Palembang Sudirman Tegoeh mengatakan, pemkot berharap demikian karena PT ITDC sudah berencana membangun hotel mewah dengan 20 lantai di tepi Sungai Musi pada 2016 dengan nilai investasi Rp200 miliar.
"Saat ini sedang proses penyediaan lahan. Untuk kerja sama sendiri, pemkot sudah membuat nota kesepahaman dengan Sahid Group untuk pembangunan hotelnya," kata dia.
Pemkot sangat menyambut baik rencana ini karena sejak lama terkendala dana dalam mengembangkan sektor pariwisata.
Kehadiran BUMN PT ITDC diharapkan memecah kebuntuan ini mengingat belum ada yang mampu menyambungkan antara pihak swasta dan pemerintah.
"Yang disukai dari kerja sama ini yakni PT ITDC akan mengawal ketersediaan dana, seperti halnya ketika membangun Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang membutuhkan dana Rp1,8 triliun. Kini pemerintah pusat sudah siap menguncurkan dana Rp250 miliar setiap tahun," kata dia.
Sementara ini jumlah kunjungan wisatawan di Sumsel mencapai rata-rata tiga juta orang per tahun.
Kehadiran kawasan wisata sungai ini diharapkan mendongkrak menjadi 5 juta orang, seiring dengan peran Palembang sebagai tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: