Korban heli hilang di Toba ingin pulang ke Yogya
17 Oktober 2015 22:35 WIB
Penumpang Helikopter EC-130 Fransiskus Subihardayan (23) dievakuasi petugas saat ditemukan dalam kondisi hidup di Danau Toba (ANTARA FOTO/Humas-Lantamal-I)
Medan (ANTARA News) - Fransiskus Subihardayan --korban selamat helikopter yang hilang di Danau Toba-- ingin segera dipulangkan ke kampung halamannya di Yogyakarta.
"Kalau bisa, malam ini juga," kata dia ketika diwawancarai di RS Bhayangkara Polda Sumatera Utara di Medan, Sabtu.
Fransiskus merasa kondisinya sudah sangat sehat sehingga dapat dikembalikan ke Yogyakarta guna berkumpul dengan keluarganya.
Penumpang helikopter yang selamat itu mengaku tidak mengalami gejala apa pun meski sempat terapung-apung di Danau Toba.
"Sekarang 100 persen saya yakin sehat, semuanya tidak ada apa-apa lagi," kata dia.
Karyawan PT Penerbangan Angkasa Semesta ini memamg sempat mengalami maag akibat tidak makan setelah helikopter yang dinaikinya jatuh.
"Memang sempat ada gejala maag karena tidak makan, namun secara perlahan mulai membaik," ujar Fransiskus.
Tidak trauma
Ia mengaku tidak trauma karena memang bercita-cita memiliki pekerjaan yang dekat alat transportasi udara.
"Tidak trauma, saya tetap akan berkarir di dunia aviation," katanya.
Namun keinginan Fransiskus untuk segera pulang bakal tertunda karena tim medis RS Bhayangkara Polda Sumut perlu mengevalusasi kondisi kesehatannya.
Helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta yang terbang dari Samosir pada Minggu pukul 11.33 WIB menuju Bandara Kualanamu hilang kontak.
Helikopter yang terbang dari Siparmahan atau pantai barat Danau Toba melintasi Pematangsiantar menuju Bandara Kualanamu itu berisi lima orang yakni Teguh Mulyatno (pilot), Hari Poewantono (engineer), Nurharyanto, Sugiyanto, dan Fransiskus Subihardayan (kru).
Selasa (13/10), Fransiskus ditemukan warga dalam keadaan selamat di sela-sela enceng gondok di pinggiran Danau Toba di Desa Onan Runggu, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.
"Kalau bisa, malam ini juga," kata dia ketika diwawancarai di RS Bhayangkara Polda Sumatera Utara di Medan, Sabtu.
Fransiskus merasa kondisinya sudah sangat sehat sehingga dapat dikembalikan ke Yogyakarta guna berkumpul dengan keluarganya.
Penumpang helikopter yang selamat itu mengaku tidak mengalami gejala apa pun meski sempat terapung-apung di Danau Toba.
"Sekarang 100 persen saya yakin sehat, semuanya tidak ada apa-apa lagi," kata dia.
Karyawan PT Penerbangan Angkasa Semesta ini memamg sempat mengalami maag akibat tidak makan setelah helikopter yang dinaikinya jatuh.
"Memang sempat ada gejala maag karena tidak makan, namun secara perlahan mulai membaik," ujar Fransiskus.
Tidak trauma
Ia mengaku tidak trauma karena memang bercita-cita memiliki pekerjaan yang dekat alat transportasi udara.
"Tidak trauma, saya tetap akan berkarir di dunia aviation," katanya.
Namun keinginan Fransiskus untuk segera pulang bakal tertunda karena tim medis RS Bhayangkara Polda Sumut perlu mengevalusasi kondisi kesehatannya.
Helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta yang terbang dari Samosir pada Minggu pukul 11.33 WIB menuju Bandara Kualanamu hilang kontak.
Helikopter yang terbang dari Siparmahan atau pantai barat Danau Toba melintasi Pematangsiantar menuju Bandara Kualanamu itu berisi lima orang yakni Teguh Mulyatno (pilot), Hari Poewantono (engineer), Nurharyanto, Sugiyanto, dan Fransiskus Subihardayan (kru).
Selasa (13/10), Fransiskus ditemukan warga dalam keadaan selamat di sela-sela enceng gondok di pinggiran Danau Toba di Desa Onan Runggu, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015
Tags: