Ini cara BNPB menaklukan asap di Sumsel
16 Oktober 2015 21:00 WIB
ilustrasi Pemadaman Kebakaran Lahan Gambut Sejumlah pekerja PT Bumi Andalas Permai berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut milik Perusahaan tersebut di Districk Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel. Kemis (15/10/15). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan
hingga saat ini pihaknya terus melakukan pemadaman asap di wilayah
Sumatera Selatan (Sumsel).
Selain BNPB, ada enam unit pesawat terbang dan helikopter water bombing bantuan dari luar negeri yang melakukan pemadaman api di wilayah itu.
"Malaysia memberikan bantuan pesawat Bombardier Pelican CL415 dan helikopter Dolphin yang bertugas memandu atau spotting pemboman air dari udara. Pesawat ini sangat efektif karena mampu mengambil air di sungai, danau dan laut secara cepat. Sekali terbang dia mampu membawa 6.000 liter air," kata Sutopo di Jakarta, Jumat.
Pesawat tersebut menjatuhkan air sebanyak 26 kali di daerah Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Sementara itu, Singapura mengirimkan dua unit helikopter Chinook, di mana satu heli masih perbaikan karena mengalami rotor kerusakan.
Sedangkan Australia mengirimkan dua unit pesawat yaitu Hercules Bomber 32 yang mampu mengangkut 15.000 liter air dan pesawat TC690 Birddog 376 yang berfungsi spooting pemboman air.
"Untuk mengoperasikan pesawat dan heli tersebut terdapat 104 personil asing terdiri dari 48 orang dari Singapura, 30 personil dari Malaysia, dan 26 personil dari Australia," katanya.
Sementara itu, Jepang akan memberikan bantuan bahan kimia yakni "fire extinguisher" berbentuk "foam agent" sebanyak tiga ton.
"Pengiriman ke Palembang akan dilakukan dua kali yaitu 1,5 ton pada Sabtu (17/10) dan 1,5 ton pada Senin (19/10). JICA berencana akan menyerahkan kepada BNPB di Palembang pada Sabtu. Tim BNPB dan JICA sudah melakukan koordinasi untuk itu. Rencana bahan kimia ini akan digunakan untuk water bombing dengan pesawat dari Indonesia karena Malaysia keberatan menggunakan bahan kimia untuk water bombing," katanya.
Untuk memadamkan api, Indonesia menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan sebanyak 60 ton.
"Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut bantuan dari negara lain seperti Rusia, Tiongkok, Korea, dan Thailand yang sebelumnya menyatakan akan memberikan bantuan. Kementerian Luar Negeri masih terus menjajagi lebih lanjut bantuan tersebut," kata Sutopo.
Selain BNPB, ada enam unit pesawat terbang dan helikopter water bombing bantuan dari luar negeri yang melakukan pemadaman api di wilayah itu.
"Malaysia memberikan bantuan pesawat Bombardier Pelican CL415 dan helikopter Dolphin yang bertugas memandu atau spotting pemboman air dari udara. Pesawat ini sangat efektif karena mampu mengambil air di sungai, danau dan laut secara cepat. Sekali terbang dia mampu membawa 6.000 liter air," kata Sutopo di Jakarta, Jumat.
Pesawat tersebut menjatuhkan air sebanyak 26 kali di daerah Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Sementara itu, Singapura mengirimkan dua unit helikopter Chinook, di mana satu heli masih perbaikan karena mengalami rotor kerusakan.
Sedangkan Australia mengirimkan dua unit pesawat yaitu Hercules Bomber 32 yang mampu mengangkut 15.000 liter air dan pesawat TC690 Birddog 376 yang berfungsi spooting pemboman air.
"Untuk mengoperasikan pesawat dan heli tersebut terdapat 104 personil asing terdiri dari 48 orang dari Singapura, 30 personil dari Malaysia, dan 26 personil dari Australia," katanya.
Sementara itu, Jepang akan memberikan bantuan bahan kimia yakni "fire extinguisher" berbentuk "foam agent" sebanyak tiga ton.
"Pengiriman ke Palembang akan dilakukan dua kali yaitu 1,5 ton pada Sabtu (17/10) dan 1,5 ton pada Senin (19/10). JICA berencana akan menyerahkan kepada BNPB di Palembang pada Sabtu. Tim BNPB dan JICA sudah melakukan koordinasi untuk itu. Rencana bahan kimia ini akan digunakan untuk water bombing dengan pesawat dari Indonesia karena Malaysia keberatan menggunakan bahan kimia untuk water bombing," katanya.
Untuk memadamkan api, Indonesia menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan sebanyak 60 ton.
"Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut bantuan dari negara lain seperti Rusia, Tiongkok, Korea, dan Thailand yang sebelumnya menyatakan akan memberikan bantuan. Kementerian Luar Negeri masih terus menjajagi lebih lanjut bantuan tersebut," kata Sutopo.
Pewarta: Indah Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: