Beijing (ANTARA News) - Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri diterima secara khusus oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping seusai ketua umum PDIP itu menghadiri sesi diskusi Konferensi Khusus Partai-Partai Politik Asia tentang Jalur Sutra di Beijing, Kamis.

Menurut Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan DPP PDIP Rokhmin Dahuri, Megawati yang berkunjung ke Beijing dalam kapasitasnya sebagai ketua umum PDIP bertemu Xi Jinping selaku sekretaris jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok.

Pertemuan kedua pemimpin parpol berkuasa itu mencerminkan kuatnya hubungan kedua bangsa, kata Rokhmin.

Di tingkat partai, PDIP dan Partai Komunis Tiongkok juga memiliki sejarah kerja sama yang baik terlebih sejak nota kesepahaman ditandatangani kedua pihak tahun 2006, katanya.

Seusai diterima Presiden Xi Jinping, Megawati dan rombongan bertolak ke Korea Selatan untuk menghadiri penganugerahan doktor kehormatan (DHC) bidang politik dan demokrasi dari Universitas Maritim dan Kelautan Korea (KMOU) dan acara silaturahim dengan masyarakat Indonesia di Busan, katanya.

"Agenda lain Ibu Mega selama di Korea Selatan adalah menghadiri peresmian Taman Megawati di Pulau Jeju. Taman yang proses pembangunannya sudah berlangsung sejak 2013 itu didanai The WE Hotel dan Halla Hospital di Provinsi Pulau Jeju karena pemilik hotel dan rumah sakit itu kebeutulan adalah pengagum Ibu Mega," katanya.

Sebelumnya, saat berbicara pada sesi diskusi Konferensi Khusus Partai-Partai Politik Asia tentang Jalur Sutra, Kamis pagi, Megawati mendorong para anggota Konferensi Internasional Partai-Partai Politik Asia (ICAPP) berkontribusi aktif dalam upaya mencari penyelesaian atas berbagai persoalan regional dan global.

"Konferensi Internasional Partai-Partai Politik Asia (ICAPP) perlu merespons berbagai masalah penting seperti pemanasan global, ketegangan di Laut China Selatan dan konflik Timur Tengah, termasuk soal ISIS," katanya.

Dalam sesi diskusi yang mengupas topik "Kepemimpinan Politik: Konsensus Baru bagi Parpol" sebagai rangkaian kegiatan konferensi yang diselenggarakan Partai Komunis Tiongkok ini, Mengawati yang berbicara dalam kapasitasnya sebagai Ketua umum PDIP juga menggarisbawahi pentingnya konsensus.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, konsensus bahkan dipandang sebagai metode terbaik dan berawal dari Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, katanya pada sesi diskusi yang dipandu wakil Partai Komunis Tiongkok, Wang Junwei, dan Ketua Bersama ICAPP Jose de Venecia itu.

Kemampuan kalangan politisi yang tergabung dalam ICAPP untuk membangun demokrasi berbasis konsensus, menurut Megawati, akan dapat membantu mencari penyelesaian atas berbagai masalah.

Selain Megawati Soekarnoputri, setidaknya ada 24 orang pembicara lain yang menyampaikan pandangan mereka pada sesi diskusi yang merupakan bagian dari agenda konferensi yang diselenggarakan Partai Komunis Tiongkok di Hotel Beijing dari 14 hingga 16 Oktober itu.

Di antara para pembicara itu adalah Wakil Ketua Partai Kongres Nasional Sudan Hussain Muhammad Ershad, Anggota Komite Sentral Partai Motalefeh Islam Iran Hassan Fhafouri Fard, dan Wakil Ketua Parlemen Urusan Internasional Partai Sosial Demokratik Kirgistan Kadyrov.