Ibu korban kecelakaan helikopter bahagia dengar suara anaknya
14 Oktober 2015 17:17 WIB
Penumpang Helikopter Eurocopter EC-130 yang selamat, Fransiskus, mendapatkan perawatan setelah diselamatkan tim SAR Gabungan di Samosir, Sumatera Utara, Rabu (13/10).(ANTARA FOTO/Ransi Tupa/IM/ama)
Sleman (ANTARA News) - Korban kecelakaan helikopter di Danau Toba, Fransiskus Subihardiyan (22), sudah berkomunikasi dengan keluarganya lewat telepon dan ibunya, Nur Haryani, merasa lebih tenang dan bahagia setelah mendengar suara anaknya.
"Tiga jam setelah ditemukan selamat, Frans melakukan komunikasi melalui telepon selular secara singkat untuk menenangkan ibunya," kata Benediktus Nur Biyanto (40), paman Frans, di rumah keluarga di Dusun Tegal Bojan, Kalasan, Sleman, Rabu.
"Komunikasi dengan ibunya Nur Haryani itu berjalan sekitar satu menit. Frans menyampaikan kondisi baik-baik saja," katanya.
Ia mengatakan keluarga sangat bersyukur Frans selamat dan berharap kondisi Frans dapat segera pulih agar dapat segera dibawa pulang ke Yogyakarta.
"Keinginan keluarga memang seperti itu, Frans dirawat di Yogyakarta agar keluarga lebih mudah mengurusnya," katanya.
Keluarga juga berharap Nur Haryanto (46), paman Frans yang juga menjadi penumpang Helikopter EC-130 yang mengalami kecelakaan, ditemukan dalam keadaan selamat.
"Kami tetap berharap semua penumpang ditemukan dalam keadaan selamat," katanya.
Benediktus mengatakan menurut informasi dari anggota keluarga yang telah berangkat ke Medan, kondisi Frans sudah membaik.
"Ada keinginan besar dari keluarga untuk merawat secara langsung Frans. Akan izin dokter dulu. Kalau maunya egois, ya pasti ndang sampai di rumah. Tapi harus lihat kondisi kesehatan Frans," katanya.
Beberapa jam sebelum Heli dinyatakan hilang kontak, kata dia, sekitar pukul 10.00 WIB, Frans sempat menghubungi melalui telepon selular.
"Itu menjadi kebiasaan Frans selalu meminta doa restu ketika akan melakukan penerbangan. Dia menyapa saja, bagaimana kabarnya Pak Dhe, lalu saya tanya dimana posisinya? Waktu itu bilang selesai handle," katanya.
Calon Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu mengunjungi kediaman keluarga besar Frans dan Nur Haryanto di Kalasan, Rabu, sekitar pukul 10.30 WIB, mengendarai Mitsubishi Outlander warna putih bernomor polisi B 100 BL.
"Ini tadi dari pasar Condongcatur lalu menyempatkan datang menemui keluarga. Frans Subihardayan dikabarkan selamat, tapi pamannya Fabianus Nurharianto belum ada kabar, kita doakan agar segera ada kabar baik," katanya.
Tim penyelamat menemukan Frans setelah dia bertahan di atas tumpukan enceng gondok selama dua hari di perairan Danau Toba.
Helikopter EC 130 B4 dengan nomor registrasi PK-BKA milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS) hilang kontak pada Minggu (11/10) pukul 12.23 WIB dalam penerbangan dari Siparmahan, pantai barat Danau Toba, ke Kualanamu via Pematang Siantar.
Pesawat berpenumpang tiga orang yang diterbangkan oleh Kapten Teguh Mulyatno dengan teknisi Hari Poerwantono tersebut diduga jatuh di perairan Danau Toba.
"Tiga jam setelah ditemukan selamat, Frans melakukan komunikasi melalui telepon selular secara singkat untuk menenangkan ibunya," kata Benediktus Nur Biyanto (40), paman Frans, di rumah keluarga di Dusun Tegal Bojan, Kalasan, Sleman, Rabu.
"Komunikasi dengan ibunya Nur Haryani itu berjalan sekitar satu menit. Frans menyampaikan kondisi baik-baik saja," katanya.
Ia mengatakan keluarga sangat bersyukur Frans selamat dan berharap kondisi Frans dapat segera pulih agar dapat segera dibawa pulang ke Yogyakarta.
"Keinginan keluarga memang seperti itu, Frans dirawat di Yogyakarta agar keluarga lebih mudah mengurusnya," katanya.
Keluarga juga berharap Nur Haryanto (46), paman Frans yang juga menjadi penumpang Helikopter EC-130 yang mengalami kecelakaan, ditemukan dalam keadaan selamat.
"Kami tetap berharap semua penumpang ditemukan dalam keadaan selamat," katanya.
Benediktus mengatakan menurut informasi dari anggota keluarga yang telah berangkat ke Medan, kondisi Frans sudah membaik.
"Ada keinginan besar dari keluarga untuk merawat secara langsung Frans. Akan izin dokter dulu. Kalau maunya egois, ya pasti ndang sampai di rumah. Tapi harus lihat kondisi kesehatan Frans," katanya.
Beberapa jam sebelum Heli dinyatakan hilang kontak, kata dia, sekitar pukul 10.00 WIB, Frans sempat menghubungi melalui telepon selular.
"Itu menjadi kebiasaan Frans selalu meminta doa restu ketika akan melakukan penerbangan. Dia menyapa saja, bagaimana kabarnya Pak Dhe, lalu saya tanya dimana posisinya? Waktu itu bilang selesai handle," katanya.
Calon Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu mengunjungi kediaman keluarga besar Frans dan Nur Haryanto di Kalasan, Rabu, sekitar pukul 10.30 WIB, mengendarai Mitsubishi Outlander warna putih bernomor polisi B 100 BL.
"Ini tadi dari pasar Condongcatur lalu menyempatkan datang menemui keluarga. Frans Subihardayan dikabarkan selamat, tapi pamannya Fabianus Nurharianto belum ada kabar, kita doakan agar segera ada kabar baik," katanya.
Tim penyelamat menemukan Frans setelah dia bertahan di atas tumpukan enceng gondok selama dua hari di perairan Danau Toba.
Helikopter EC 130 B4 dengan nomor registrasi PK-BKA milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS) hilang kontak pada Minggu (11/10) pukul 12.23 WIB dalam penerbangan dari Siparmahan, pantai barat Danau Toba, ke Kualanamu via Pematang Siantar.
Pesawat berpenumpang tiga orang yang diterbangkan oleh Kapten Teguh Mulyatno dengan teknisi Hari Poerwantono tersebut diduga jatuh di perairan Danau Toba.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: