Minyak turun akibat kekhawatiran pasokan dan aksi ambil untung
13 Oktober 2015 05:33 WIB
Rencana Penambahan Stok BBM. Petugas melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke dalam tanki di Terminal BBM Cikampek, Jawa Barat, Selasa (8/9). Kementerian ESDM berencana untuk memperkuat cadangan energi, dengan salah satunya menambah jumlah stok bahan bakar minyak yang ada sekarang 22 hari jadi 30 hari atau sebulan. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
New York (ANTARA News) - Harga minyak global turun tajam pada Senin (Selasa pagi WIB), di tengah kekhawatiran tentang pasokan berlebihan dan aksi ambil untung setelah menguat minggu lalu.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November anjlok 2,53 dolar AS menjadi ditutup pada 47,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun sekitar lima persen, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November merosot 2,79 dolar AS menjadi menetap di 49,86 dolar AS per barel di London.
Harga minyak sudah terangkat pada pagi hari karena laporan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan pengurangan lebih dalam di produksi minyak non-OPEC dan mengatakan faktor-faktor yang telah menekan harga minyak mentah "mulai menunjukkan tanda-tanda pengurangan."
Namun, harga minyak segera berubah negatif, penurunan sebagian disebabkan aksi ambil untung setelah harga minyak mentah AS melonjak sembilan persen pada pekan lalu.
Analis juga masih melihat banyak bukti kelebihan pasokan minyak global akan bertahan.
Tim Evans, analis di Citi Futures, mengatakan produksi minyak OPEC tetap jauh di atas kebutuhan yang diharapkan. Kartel memproduksi 31,57 juta barel per hari pada September, naik 109.000 barel per hari dari bulan sebelumnya, menurut laporan bulanan OPEC.
"Para menteri minyak OPEC dan spekulatif bergairah (bullish) sama-sama dapat mendukung sentimen pasar dengan pembicaraan senang tentang pasar yang tampaknya telah mencapai posisi terendahnya, tapi kami melihat prospek 12 bulan lainnya dari kenaikan persediaan sebagai risiko penurunan berkelanjutan untuk harga," kata Evans.
"Kami masih memiliki gambaran mendasar lemah menggantung pasar," kata Gene McGillian, broker dan analis di Tradition Energy.
(Uu.A026)
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November anjlok 2,53 dolar AS menjadi ditutup pada 47,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun sekitar lima persen, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November merosot 2,79 dolar AS menjadi menetap di 49,86 dolar AS per barel di London.
Harga minyak sudah terangkat pada pagi hari karena laporan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan pengurangan lebih dalam di produksi minyak non-OPEC dan mengatakan faktor-faktor yang telah menekan harga minyak mentah "mulai menunjukkan tanda-tanda pengurangan."
Namun, harga minyak segera berubah negatif, penurunan sebagian disebabkan aksi ambil untung setelah harga minyak mentah AS melonjak sembilan persen pada pekan lalu.
Analis juga masih melihat banyak bukti kelebihan pasokan minyak global akan bertahan.
Tim Evans, analis di Citi Futures, mengatakan produksi minyak OPEC tetap jauh di atas kebutuhan yang diharapkan. Kartel memproduksi 31,57 juta barel per hari pada September, naik 109.000 barel per hari dari bulan sebelumnya, menurut laporan bulanan OPEC.
"Para menteri minyak OPEC dan spekulatif bergairah (bullish) sama-sama dapat mendukung sentimen pasar dengan pembicaraan senang tentang pasar yang tampaknya telah mencapai posisi terendahnya, tapi kami melihat prospek 12 bulan lainnya dari kenaikan persediaan sebagai risiko penurunan berkelanjutan untuk harga," kata Evans.
"Kami masih memiliki gambaran mendasar lemah menggantung pasar," kata Gene McGillian, broker dan analis di Tradition Energy.
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: