Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga sedang mengupayakan agar hasil riset perguruan tinggi bisa mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menteri dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, menyebutkan banyak produk-produk dan pengembangan teknologi dari LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Perguruan Tinggi maupun Balitbangda (Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah) potensial untuk mendapatkan KUR.

"Saya akan memfasilitasi produk-produk yang potensial dari perguruan tinggi untuk bisa mendapatkan akses pendanaan dari KUR," ujar Menteri Puspayoga.

Pada hari yang sama, ia melakukan penandatanganan kerja sama dengan Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengenai Pembinaan dan Pemanfaatan Hasil Penelitian Teknologi bagi Koperasi dan UKM di Hotel Crown Plaza, Semarang.

Menurut Puspayoga, banyak hasil penelitiian dari kampus selama ini hanya berhenti sampai perpustakaan saja, atau sekadar menjadi bahan penelitian.

Hal itu, menurut dia, disebabkan karena berbagai kendala mulai dari pemasaran sampai pada pembiayaan.

Padahal banyak hasil penelitian itu yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi produk komersial dan berguna bagi masyarakat.

Selama ini, KUR meski sudah berkembang luas di masyarakat khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM), namun belum sampai masuk ke kampus-kampus.

"Nah dengan kerja sama ini, kita akan mengimplementasikan berbagai produk kampus ini menjadi produk massal yang bisa menjadi produk komersial," ujarnya.

Usai penandatanganan kerja sama, Menteri Puspayoga diajak berkeliling ke stan-stan pameran kampus terkemuka di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Menteri Puspayoga mengaku kagum dengan berbagai hasil penelitian kampus-kampus tersebut.

Misalnya, di stan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan bibit unggulnya mulai dari padi, pepaya, sampai cabai.

Lalu, Universitas Airlangga Surabaya dengan tepung singkongnya, juga Universitas Pekalongan, dengan pemanfaatan limbah menjadi batik.

Sementara itu Menristek dan Dikti M Nasir mengatakan, saat ini peningkatan jumlah peneliti di LPPM kampus sangatlah banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Jika pada 2012, masih sekitar 1.400 peneliti, maka bertambah menjadi 2.100 peneliti pada 2013. Tahun 2014 bertambah lagi menjadi 2.200, dan pada 2015 ini jumlah peneliti jauh meningkat menjadi 10 ribu orang," katanya.

Tema-tema penelitian, kata dia, banyak yang menunjukkan bahwa kesadaran Perguruan Tinggi untuk mendorong kinerja UKM pada dasarnya besar.

"Sekarang tinggal bagaimana mengimplementasikan dukungan itu. Jadi kami bekerja sama dengan Kementerian UKM dan Koperasi, juga Kementerian Desa untuk mengembangkan produk kampus agar bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.