Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 71 poin menjadi Rp13.483 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.412 per dolar AS.
"Pernyataan Wakil Ketua Bank Sentral AS (Federal Reserve) Stanley Fischer yang masih melihat adanya peluang kenaikan suku bunga pada tahun ini menjadi salah satu sentimen yang mendorong dolar AS kembali bergerak menguat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar saat ini juga sedang menanti pidato dari pejabat Federal Reserve lainnya yakni Dennis Lockhart dan Charles Evans, jika keduanya memberikan pernyataan yang mendukung kenaikan suku bunga pada tahun ini, maka kemungkinan dapat menggairahkan kembali mata uang dolar AS.
Ia mengatakan bahwa pejabat Federal Reserve saat ini sedang memonitor kondisi pasar kerjanya dan situasi internasional untuk menentukan waktu kenaikan suku bunga. Perlambatan di dalam ekonomi Tiongkok dan melambatnya perekonomian dunia dapat membuat the Fed menahan diri untuk mengubah kebijakan suku bunganya.
"Para pembuat kebijakan Federal Reserve AS masih mungkin untuk menaikan suku bunga pada tahun ini, namun itu dapat berubah jika ekonomi global yang masih melambat berdampak pada ekonomi AS," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa faktor internal yang cukup positif masih menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pada pekan ini pelaku pasar uang di dalam negeri sedang menanti data neraca perdagangan yang diperkirakan kembali mencatatkan surplus.
"Sentimen dolar AS masih melemah di pasar global, situasi itu membuat nilai tukar rupiah kembali berpeluang menguat terhadap dolar AS, apalagi sentimen internal masih terbilang positif," katanya.
Rupiah Senin pagi Rp13.483 per dolar AS
12 Oktober 2015 10:41 WIB
Ilustrasi - Nilai tukar rupiah terhadap dolar. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: