Jakarta
(ANTARA News) - Pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto
meminta Menteri Kesehatan menetapkan standar untuk masker yang sebaiknya
dipakai di daerah yang sedang tertimpa bencana asap.
Alasannya, saat ini banyak masyarakat yang menggunakan masker yang tidak sesuai standar, utamanya untuk anak-anak dan balita.
"Beberapa
waktu yang lalu saya ke Palembang dan melihat sendiri keadaan bayi-bayi
di sana, mereka tidak dipakaikan masker khusus, cuma masker tipis yang
memungkinkan partikel-partikel asap masih bisa masuk ke dalam rongga
pernafasan mereka," kata Kak Seto di gedung KPAI, Jakarta Pusat, Jumat.
Kak
Seto mengatakan, seharusnya anak-anak dan bayi yang terpapar bencana
asap mendapat perhatian khusus dari pemerintah mengingat mereka lebih
rentan terhadap bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh bencana asap itu.
"Kemarin
di sana saya sudah sampaikan supaya Walikota turun tangan memberi
tempat aman untuk mengungsi dan memberikan masker dengan kualitas dan
standar yang tepat. Saya harap Menkes menetapkan masker yang betul-betul
standarnya sehingga tidak ada perbedaan interpretasi soal standar
kualitas masker," katanya.
Kak Seto menyesalkan bencana asap terus berulang dan membahayakan kesehatan generasi penerus.
"Sekarang
kita tidak usah melihat ke belakang kenapa semua ini terjadi. Mulai
detik ini kita putuskan supaya ini tidak terjadi lagi. Tapi mungkin
sebentar lagi ini seolah-olah terlupakan, anak-anak banyak yang terpapar
asap, begitu banyak partikel racun masuk ke dalam paru-nya, dan itu
akan menciptakan generasi yang rapuh baik dari segi kesehatan maupun
kecerdasan," katanya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat
lebih dari 15 bayi terjangkit ISPA akibat kebakaran hutan di Sumatera
dan Kalimantan. Lima di antaranya meninggal.
Menkes harus tetapkan standar masker asap
9 Oktober 2015 19:19 WIB
Pemerhati anak Seto Mulyadi (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: