Jakarta (ANTARA News) - Pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto meminta Menteri Kesehatan menetapkan standar untuk masker yang sebaiknya dipakai di daerah yang sedang tertimpa bencana asap.

Alasannya, saat ini banyak masyarakat yang menggunakan masker yang tidak sesuai standar, utamanya untuk anak-anak dan balita.

"Beberapa waktu yang lalu saya ke Palembang dan melihat sendiri keadaan bayi-bayi di sana, mereka tidak dipakaikan masker khusus, cuma masker tipis yang memungkinkan partikel-partikel asap masih bisa masuk ke dalam rongga pernafasan mereka," kata Kak Seto di gedung KPAI, Jakarta Pusat, Jumat.

Kak Seto mengatakan, seharusnya anak-anak dan bayi yang terpapar bencana asap mendapat perhatian khusus dari pemerintah mengingat mereka lebih rentan terhadap bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh bencana asap itu.

"Kemarin di sana saya sudah sampaikan supaya Walikota turun tangan memberi tempat aman untuk mengungsi dan memberikan masker dengan kualitas dan standar yang tepat. Saya harap Menkes menetapkan masker yang betul-betul standarnya sehingga tidak ada perbedaan interpretasi soal standar kualitas masker," katanya.

Kak Seto menyesalkan bencana asap terus berulang dan membahayakan kesehatan generasi penerus.

"Sekarang kita tidak usah melihat ke belakang kenapa semua ini terjadi. Mulai detik ini kita putuskan supaya ini tidak terjadi lagi. Tapi mungkin sebentar lagi ini seolah-olah terlupakan, anak-anak banyak yang terpapar asap, begitu banyak partikel racun masuk ke dalam paru-nya, dan itu akan menciptakan generasi yang rapuh baik dari segi kesehatan maupun kecerdasan," katanya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat lebih dari 15 bayi terjangkit ISPA akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan. Lima di antaranya meninggal.