Mekkah (ANTARA News) - Sebanyak tiga anggota jemaah haji asal Jawa Barat dan Kalimantan Barat, yang menjadi korban meninggal peristiwa Mina, kembali ditemukan tim perlindungan jamaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Mekkah, Arab Saudi, Jumat.

"Sampai Jumat pukul 08.00 Waktu Arab Saudi (WAS) jemaah yang wafat dalam peristiwa Mina bertambah tiga orang," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Arsyad Hidayat di Mekkah, Jumat.

Jenazah yang baru ditemukan dan diidentifikasi tersebut adalah

1. Kaslan Marhaji Taher asal Pontianak, Kalimantan Barat, dari kloter 14 embarkasi Batam (BTH 14) dengan nomor passpor A7522077

2. Imas Masyito Suhandi asal Jawa Barat, dari kloter 61 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 61) dengan nomor passpor B0745289

3. Yoyo Sutaryo Suharmi asal Jawa Barat, dari kloter 61 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 61) dengan nomor passpor B0745302

Dengan demikian, lanjut Arsyad, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat dalam peristiwa Mina 24 September 2015 menjadi 123 orang naik dibandingkan dengan pengumuman sebelumnya sebanyak 120 orang.

Mereka yang meninggal dalam peristiwa tersebut terdiri 118 jemaah yang datang dari Tanah Air dan lima WNI yang telah menjadi mukimin di Arab Saudi.

Penambahan jumlah jemaah yang telah ditemukan dalam keadaan wafat tersebut menurunkan jumlah jemaah yang hingga kini belum kembali ke pemondokan sejak peristiwa Mina dari delapan orang pada rilis sebelumnya menjadi lima orang.

"Mereka berasal dari kloter BTH 14 sebanyak dua orang dan JKS 61 sebanyak tiga orang," katanya.

Pada kesempatan tersebut Arsyad juga mengemukan jemaah yang cidera dan dirawat di rumah sakit Arab Saudi berkurang dari lima menjadi empat orang.

"Satu jemaah yang cidera atas nama Sofyan Haeruddin Emod telah pulih dan kembali ke pemondokannya," ujar Arsyad.

Ia berjanji akan terus berupaya menemukan jemaah yang hingga kini belum kembali kepemondokan mereka dan akan mengumumkan dalam waktu secepatnya.

Ditambahkan Kepala Seksi Perlindungan Jemaah Daker Mekkah Jaetul Muchlis Basyir, pihaknya terus melakukan pemantauan di pemulasaran mayat Al Muashim untuk mencari lima jamaah masih hilang.

"Semua jenazah sudah dimakamkan, kini kami mengandalkan file dokumen dan sidik jari untuk mencari mereka," ujarnya.

Oleh karena itulah PPIH melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil terus mendesak otoritas Arab Saudi agar membuka akses sidik jari yang lebih luas kepada petugas Indonesia guna mempercepat penemuan lima jemaah yang masih hilang.

"Hingga kini kami belum mendapat seluruh data sidik jari jemaah haji Indonesia yang menjadi korban meninggal dalam peristiwa Mina," kata Arsyad.