Pengusaha tekankan pentingnya inovasi hadapi kelesuan ekonomi
8 Oktober 2015 23:58 WIB
Seorang perajin menyelesaikan pembuatan meja dan bangku sekolah di kolong jembatan Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Senin (9/9). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyatakan 55,2 juta UKM saat ini mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia dan memberikan Konstribusi sebesar 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pelaku usaha menekankan pentingnya inovasi agar usahanya bertahan di tengah kelesuan ekonomi yang sedang terjadi.
Pengusaha makanan yang telah merambah luar negeri Hendi Setiono mengatakan pertumbuhan usahanya kini masih tumbuh, tetapi tidak sebesar dulu.
"Setiap tahun masih tumbuh, tetapi tidak secepat lima tahum sebelumnya. Kalau sekarang yang penting inovasi agar berlangsung saja sudah bagus," tutur pendiri Kebab Baba Rafi tersebut di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, melemahnya rupiah terhadap dolar AS tidak berdampak langsung terhadap usahanya, melainkan pasar yang lesu sehingga pertumbuhan usaha melambat.
Senada dengan Hendi, kepala layanan antar makanan Go-Food bagian dari Go-Jek Jesayas Ferdinandus mengatakan dalam menghadapi lesunya pasar, pihaknya beradaptasi dengan pasar dan keinginan konsumen dengan terus berinovasi.
"Kami perusahaan teknologi tanpa aset yang menghubungkan konsumen dan tukang ojek, jadi tuntutan pelayanan besar, disitulah pentingnya inovasi untuk mengerti keinginan konsumen," tutur dia.
Ia optimistis usahanya akan terus berkembang dengan penawaran layanan yang cepat dan mudah, meskipun ekonomi tengah lesu.
Sementara Pemilik Brand Zalora Indonesia Frans Budi Pranata mengatakan diperlukan usaha menggali potensi untuk mengembangkan usaha.
Potensi e-commerce kini, tutur dia, sebanyak 75 juta orang pengguna jaringan yang dapat dijangkau dan jumlah tersebut dapat terus bertambah.
Selain potensi pengguna e-commerce, ia mengatakan potensi produsen dari usaha kecil menengah (UKM) untuk bergabung juga besar.
"Sekarang kami ada sekitar 1.000 brand, padahal ada jutaan UKM bisa bergabung sehingga ada jutaan potensi bisa lebih besar. UKM saya imbau bergabung dengan potensi besar yang ada," tutur dia.
Frans menuturkan untuk bertahan dalam dunia e-commerce, terdapat lima pilar yang harus dipenuhi, yakni keberagaman dan kualitas produk yang ditawarkan, website dengan navigasi yang mudah, terdapat layanan antar yang cepat, terdapat berbagai pilihan pembayaran serta layanan konsumen yang memadai.
Pengusaha makanan yang telah merambah luar negeri Hendi Setiono mengatakan pertumbuhan usahanya kini masih tumbuh, tetapi tidak sebesar dulu.
"Setiap tahun masih tumbuh, tetapi tidak secepat lima tahum sebelumnya. Kalau sekarang yang penting inovasi agar berlangsung saja sudah bagus," tutur pendiri Kebab Baba Rafi tersebut di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, melemahnya rupiah terhadap dolar AS tidak berdampak langsung terhadap usahanya, melainkan pasar yang lesu sehingga pertumbuhan usaha melambat.
Senada dengan Hendi, kepala layanan antar makanan Go-Food bagian dari Go-Jek Jesayas Ferdinandus mengatakan dalam menghadapi lesunya pasar, pihaknya beradaptasi dengan pasar dan keinginan konsumen dengan terus berinovasi.
"Kami perusahaan teknologi tanpa aset yang menghubungkan konsumen dan tukang ojek, jadi tuntutan pelayanan besar, disitulah pentingnya inovasi untuk mengerti keinginan konsumen," tutur dia.
Ia optimistis usahanya akan terus berkembang dengan penawaran layanan yang cepat dan mudah, meskipun ekonomi tengah lesu.
Sementara Pemilik Brand Zalora Indonesia Frans Budi Pranata mengatakan diperlukan usaha menggali potensi untuk mengembangkan usaha.
Potensi e-commerce kini, tutur dia, sebanyak 75 juta orang pengguna jaringan yang dapat dijangkau dan jumlah tersebut dapat terus bertambah.
Selain potensi pengguna e-commerce, ia mengatakan potensi produsen dari usaha kecil menengah (UKM) untuk bergabung juga besar.
"Sekarang kami ada sekitar 1.000 brand, padahal ada jutaan UKM bisa bergabung sehingga ada jutaan potensi bisa lebih besar. UKM saya imbau bergabung dengan potensi besar yang ada," tutur dia.
Frans menuturkan untuk bertahan dalam dunia e-commerce, terdapat lima pilar yang harus dipenuhi, yakni keberagaman dan kualitas produk yang ditawarkan, website dengan navigasi yang mudah, terdapat layanan antar yang cepat, terdapat berbagai pilihan pembayaran serta layanan konsumen yang memadai.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: