Saleh Husin: pengusaha muda andalan pertumbuhan ekonomi
8 Oktober 2015 20:25 WIB
Menteri Perindustrian Saleh Husin memberikan paparan mengenai upaya Pemerintah untuk mendorong pengusaha muda agar terus berperan aktif dalam membangun perekonomian nasional disaksikan Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia pada acara Forum Dialog HIPMI di Jakarta, Kamis (7/4/2016).(ANTARANews/Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha muda yang bergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menjadi salah satu andalan utama pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri di Tanah Air, kata Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Menperin mengatakan, krakter pelaku usaha muda yang agresif, tangguh, cerdas, gigih dan tersebar di seluruh Indonesia diyakini mampu menggarap peluang bisnis.
"Saya kenal betul rekan-rekan, adik-adik. Jadi besok-besok, adik-adik HIPMI tidak perlu harus buang-buang waktu untuk ketemu Menteri Perindustrian karena sebelum datang saja saya sudah tahu apa yang kamu mau,” kata Saleh di Jakarta, Kamis.
Pada dasarnya, lanjut dia, pemerintah mendorong keterlibatan para pengusaha muda dalam pengembangan industri.
Selain menggarap industri berorientasi ekspor, diharapkan juga pengusaha muda mengembangan industri kreatif kecil dan menengah di daerah-daerah.
“Anak-anak muda sekarang itu cerdas-cerdas, terbuka melihat peluang. Hambatan modal dan teknologi dapat disiasati dengan bermitra dengan usaha yang lebih besar atau membangun konsorsium usaha,” ulas Saleh.
Ia optimistis agresivitas pengusaha muda merupakan keunggulan dalam membuka usaha baru atau rintisan (start-up).
Anggota HIPMI di daerah juga dinilai memahami potensi daerahnya masing-masing dan selanjutnya dapat memaksimalkan industri berbahan baku lokal.
Hal ini menjadi strategi yang efektif dalam mempertahankan eksistensi, daya saing industri serta upaya berkelit dari ketergantungan terhadap bahan baku impor.
Menurut Saleh, peluang usaha tersebut tidak akan dapat berdampak jika para pelaku industri tidak memanfaatkan pasar yang telah ada maupun mencari pasar tujuan ekspor baru, misalnya Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin.
Akuisisi terhadap usaha maupun industri yang melemah daya saingnya menjadi momentum yang tepat dilakukan pada saat ini. Langkah ekspansi ini juga turut mempertahankan lapangan kerja sehingga bermanfaatkan bagi karyawan.
Paket-paket stimulus kebijakan ekonomi, tegas Saleh, juga menjadi momentum pengusaha muda untuk terus mengembangkan usaha.
“Pemerintah berperan aktif, konkret dan strategis dalam memberikan dukungannya guna mewujudkan peluang-peluang tersebut melalui fasilitas fiskal dan non fiskal. So, it’s time to invest,” pungkasnya.
Menperin mengatakan, krakter pelaku usaha muda yang agresif, tangguh, cerdas, gigih dan tersebar di seluruh Indonesia diyakini mampu menggarap peluang bisnis.
"Saya kenal betul rekan-rekan, adik-adik. Jadi besok-besok, adik-adik HIPMI tidak perlu harus buang-buang waktu untuk ketemu Menteri Perindustrian karena sebelum datang saja saya sudah tahu apa yang kamu mau,” kata Saleh di Jakarta, Kamis.
Pada dasarnya, lanjut dia, pemerintah mendorong keterlibatan para pengusaha muda dalam pengembangan industri.
Selain menggarap industri berorientasi ekspor, diharapkan juga pengusaha muda mengembangan industri kreatif kecil dan menengah di daerah-daerah.
“Anak-anak muda sekarang itu cerdas-cerdas, terbuka melihat peluang. Hambatan modal dan teknologi dapat disiasati dengan bermitra dengan usaha yang lebih besar atau membangun konsorsium usaha,” ulas Saleh.
Ia optimistis agresivitas pengusaha muda merupakan keunggulan dalam membuka usaha baru atau rintisan (start-up).
Anggota HIPMI di daerah juga dinilai memahami potensi daerahnya masing-masing dan selanjutnya dapat memaksimalkan industri berbahan baku lokal.
Hal ini menjadi strategi yang efektif dalam mempertahankan eksistensi, daya saing industri serta upaya berkelit dari ketergantungan terhadap bahan baku impor.
Menurut Saleh, peluang usaha tersebut tidak akan dapat berdampak jika para pelaku industri tidak memanfaatkan pasar yang telah ada maupun mencari pasar tujuan ekspor baru, misalnya Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin.
Akuisisi terhadap usaha maupun industri yang melemah daya saingnya menjadi momentum yang tepat dilakukan pada saat ini. Langkah ekspansi ini juga turut mempertahankan lapangan kerja sehingga bermanfaatkan bagi karyawan.
Paket-paket stimulus kebijakan ekonomi, tegas Saleh, juga menjadi momentum pengusaha muda untuk terus mengembangkan usaha.
“Pemerintah berperan aktif, konkret dan strategis dalam memberikan dukungannya guna mewujudkan peluang-peluang tersebut melalui fasilitas fiskal dan non fiskal. So, it’s time to invest,” pungkasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: