Satwa di Zoo Siantar kena dampak kabut asap
8 Oktober 2015 12:26 WIB
Anggota komunitas Kampung Kuliner dan Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) mengenakan kostum tokoh pewayangan ketika menggelar aksi "Gerakan Sejuta Masker Untuk Indonesia" di Bundaran Majestik Medan, Sumatera Utara, Selasa (6/10). Aksi tersebut sebagai bentuk keprihatinan terhadap bencana kabut asap yang melanda kawasan Pulau Sumatera dan Kalimantan akibat kebakaran lahan dan hutan. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Pematangsiantar, Sumut, (ANTARA News) - Kabut asap yang menyelimuti Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, juga memberikan dampak terhadap kesehatan sebagian satwa hunian Zoo Siantar atau taman hewan setempat.
"Khususnya jenis unggas atau burung-burungan yang sensitif dengan perubahan cuaca," sebut tenaga medis Zoo Siantar, drh Melza Ulfa, Kamis.
Sedikit saja perubahan, kata Melza, akan berdampak pada kesehatan, apalagi dengan munculnya kabut asap yang berkepanjangan.
Gangguan kesehatan yang dialami satwa ujar Melza, seperti terjadinya iritasi pada mata, dan saluran pernapasan akibat kabut asap yang mengandung partikel berbahaya.
"Ada satu ekor burung puyuh yang kami rawat intensif, kena flu, dan sudah mulai membaik," sebut Melza.
Untuk langkah antisipasi, Zoo Siantar mengintensifkan perawatan kebersihan kandang, dan menjaga keseterilan makanan.
"Kami juga memberikan asupan tambahan berupa vitamin dan mineral untuk lebih menguatkan daya tahan para satwa," kata Melza.
Ratusan pepohonan secara alami membantu terjaganya kesehatan satwa, karena mampu menyaring kabut asap agar tidak tersebar sampai ke udara bagian bawah.
"Sampai saat ini kesehatan satwa masih bisa kami tangani, entah bagaimana jika terus berkepanjangan," kata Melza dengan nada khawatir.
Kabut asap juga berdampak pada penurunan tingkat kunjungan, mencapai 10-12 persen dibandingkan hari-hari normal.
Menurut Humas Zoo Siantar, Purmanto, penurunan itu terkait sikap masyarakat yang mengurangi aktivitas luaran untuk menjaga kesehatan.
Pengelola Zoo Siantar berharap pemerintah secepatnya memadamkan kebakaran hutan yang menjadi penyebab munculnya kabut asap supaya kegiatan berjalan normal.
"Khususnya jenis unggas atau burung-burungan yang sensitif dengan perubahan cuaca," sebut tenaga medis Zoo Siantar, drh Melza Ulfa, Kamis.
Sedikit saja perubahan, kata Melza, akan berdampak pada kesehatan, apalagi dengan munculnya kabut asap yang berkepanjangan.
Gangguan kesehatan yang dialami satwa ujar Melza, seperti terjadinya iritasi pada mata, dan saluran pernapasan akibat kabut asap yang mengandung partikel berbahaya.
"Ada satu ekor burung puyuh yang kami rawat intensif, kena flu, dan sudah mulai membaik," sebut Melza.
Untuk langkah antisipasi, Zoo Siantar mengintensifkan perawatan kebersihan kandang, dan menjaga keseterilan makanan.
"Kami juga memberikan asupan tambahan berupa vitamin dan mineral untuk lebih menguatkan daya tahan para satwa," kata Melza.
Ratusan pepohonan secara alami membantu terjaganya kesehatan satwa, karena mampu menyaring kabut asap agar tidak tersebar sampai ke udara bagian bawah.
"Sampai saat ini kesehatan satwa masih bisa kami tangani, entah bagaimana jika terus berkepanjangan," kata Melza dengan nada khawatir.
Kabut asap juga berdampak pada penurunan tingkat kunjungan, mencapai 10-12 persen dibandingkan hari-hari normal.
Menurut Humas Zoo Siantar, Purmanto, penurunan itu terkait sikap masyarakat yang mengurangi aktivitas luaran untuk menjaga kesehatan.
Pengelola Zoo Siantar berharap pemerintah secepatnya memadamkan kebakaran hutan yang menjadi penyebab munculnya kabut asap supaya kegiatan berjalan normal.
Pewarta: Waristo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: