Washington (ANTARA News) - Mereka memiliki banyak bentuk, ukuran dan rona, dari burung kolibri kecil Kuba sampai burung unta yang tidak bisa terbang di daratan Afrika, penguin kaisar di Antarktika dan albatros pengembara Lautan Selatan.

Hubungan evolusioner di antara 10.000 ribu spesies burung memang sulit diurai, tapi para ilmuwan pada Rabu (7/10) mengungkap perhitungan pohon keluarga unggas yang paling komprehensif dari yang pernah dirumuskan.

Mereka merinci bagaimana kelompok burung-burung modern terhubung berdasar data genom luas dari 198 spesies burung hidup.

Para peneliti khususnya fokus memahami kelompok yang disebut Neoaves, yang mencakup 90 persen lebih dari seluruh burung, dengan pengecualian burung-burung besar yang tak bisa terbang seperti burung unta dan satu kelompok yang meliputi ayam dan bebek.

Mereka menemukan bahwa Neoaves terdiri atas lima sub-grup berbeda, dan terkejut ketika mengetahui bahwa salah satunya, burung air, punya rentang mencakup seluruh burung penyelam, pengarung dan burung pantai seperti pelikan, albatros, camar, dan bangau, meski tak meliputi garis keturunan itik.

"Artinya bahwa seluruh burung akuatik bisa jadi berevolusi dari satu moyang tunggal, melawan perubahan ekologi akuatik berulangkali secara mandiri," kata ahli ornitologi dari Cornell University, Jacob Berv.

Data baru dalam penelitian yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Nature mengonfirmasi bahwa kolibri kecil dan murai, burung-burung yang sangat mengandalkan penglihatan, berasal dari moyang nokturnal.

"Ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana penglihatan mereka bisa sangat bagus," kata ahli ornitologi dari Yale University, Richard Prum.

"Apakah visi warna terjaga di semua burung nokturnal selama 10 juta tahun lebih?"

Hasil riset itu juga mengonfirmasi bahwa sebagian besar burung darat berevolusi dari satu leluhur predator.

"Jadi moyang umum burung pelatuk dan chickadee di tamanmu ganas, seperti elang pemakan daging," kata Prum.

Burung berevolusi dari dinosaurus kecil berbulu. Yang paling awal adalah Archaeopteryx seukuran gagak dari masa 150 juta tahun lalu.

Ahli paleontologi unggas dari Yale, Daniel Field, mengatakan hasil riset mengindikasikan sebagian besar nenek moyang terakhir burung-burung modern mungkin hidup sekitar 75 juta tahun lalu.

Burung merupakan satu-satunya cabang dari pohon keluarga dinosaurus yang bertahan dari kepunahan massal 66 juta tahun lalu. Burung-burung modern berevolusi dari tiga garis keturunan burung yang bertahan hidup.

"Burung punya sejarah yang sangat panjang dan rumit. Setiap usaha untuk memahami biologi mereka dalam skala luas membutuhkan pemahaman konteks sejarah dalam ini," kata Berv seperti dilansir kantor berita Reuters.

"Sangat penting untuk setiap area biologi burung. Bagaimana mereka bertindak, di mana mereka tinggal, tampak seperti apa mereka, bagaimana mereka berkomunikasi: semuanya berkaitan dengan bagaimana mereka berevolusi dalam relasi satu sama lain."