Jambi (ANTARA News) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jambi Haris mengatakan kebakaran hutan yang terjadi di daerah ini memicu munculnya konflik manusia dan satwa.

"Belakangan memang banyak laporan adanya kemunculan satwa liar di permukiman mulai dari gajah, buaya, dan beruang. Tapi datanya berapa saya tidak tahu pasti karena bulan Desember 2015 baru ada rekapitulasi keseluruhannya," kata Haris di Jambi, Rabu.

Haris mengatakan adanya bencana kebakaran yang saat ini terjadi di sejumlah wilayah Jambi diantaranya berada di wilayah hutan berkemungkinan akan mengancam habitat satwa liar yang ada.

"Kebakaran banyak terjadi di lahan gambut, tapi di lahan gambut jarang ada hewan liar. Tapi kalau kebakaran di hutan tentunya mengancam habitat satwa liar. Seperti di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Barat, di hutan daerah itu ada beberapa jenis satwa liar," kata Haris menjelaskan.

Menurut rekapitulasi data konflik antara manusia dan satwa liar hingga Juni 2015 lalu, konflik antara manusia dan hewan liar yakni gajah diantaranya terjadi di Desa Kampung Baru dan Desa Tanjung Bojo, Kecamatan Batang Asam, Tanjung Jabung Barat.

"Berdasarkan laporan pejabat desa setempat, terjadi kerusakan kebun yang dilakukan oleh kawanan gajah. Itu dibuktikan dengan jejak kaki gajah tersebut. Itu gajah Sumatera, mendapat laporan itu pihak kami langsung patroli ke lokasi satwa dan memberi arahan pada masyarakat," kata Haris.

Konflik lain yakni penyerangan Beruang Madu di Desa Sungkai, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari. Pada saat itu, masyarakat yang sedang berkebun mendengar suara dari arah belakang, dan saat menoleh ke belakang seekor beruang tiba-tiba menyerang dan menggigit pinggul salah satu warga.

"Setelah satwa pergi, korban langsung berteriak minta pertolongan. Pada saat itu tim langsung mencari informasi mengenai konflik beruang tersebut, dan tim melakukan pemasangan perangkap di kebun masyarakat setempat," katanya.

Kemunculam Beruang madu juga terjadi di Desa Suka Awin Jaya, Kecamatan Merlung, Kuala Tungkal akhir Februari lalu. Pada saat itu warga sedang melakukan pemanenan dan warga melihat dua ekor beruang sedang melintasi kebun sawit dengan jarak 30 meter.

Di Desa Salak Baru, Kabupaten Sarolangun, seekor Beruang Madu mencakar seorang warga hingga mengalami luka parah dibagian kepala. Dan di Desa Rantau Kemas, Merangin, beruang menyerang tiga ekor kambing milik warga setempat.

Begitu juga di Desa Tanjung Aur, Kabupaten Muaro Jambi dan Desa Taman Raja, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, beruang juga menyerang manusia hingga luka-luka.

Sementara konflik antara Buaya dan manusia juga terjadi di Desa Catur Rahayu dan desa Simpang Datuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur serta di Desa Suban dan Taman Raja Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dimana korban mengalami luka-luka akibat serangan buaya.

Haris mengatakan, konflik manusia dan satwa selama tahun 2014 tercatat sebanyak 15 kasus. Namun diyakini bertambah pada tahun 2015 mengingat banyak habibat mereka terganggu akibat adanya kebakaran.