Jakarta (ANTARA News) - Bioskop non-komersial, Kineforum yang dibiayai Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menayangkan film-film "pinggiran" atau non-komersial selama Bulan Oktober.

Pemutaran film bertema “Memori dan Suara yang Terpinggirkan” itu digelar untuk memperingati 50 tahun tragedi kemanusiaan pada 1965 di Indonesia (#50tahun1965).

“Program ini dibuat agar publik mendapat gambaran mengenai tragedi kemanusiaan yang terjadi di sekitar tahun 1965, sekaligus menjadi bahan diskusi atas kebisingan yang selama ini disunyikan sehingga tidak lagi menjadi ingatan menyakitkan yang dihindari atau menjadi bagian dari memori kolektif diingkari," kata Alexander Matius selaku Manajer kineforum DKJ di Jakarta, Rabu.

Ada tiga puluh film yang akan mengisi program tersebut mulai dari dokumenter sampai fiksi, dari film pendek sampai feature, dari produksi dalam sampai luar negeri.

"Program tersebut adalah lanjutan program #50tahun1965 yang dimulai pada akhir September lalu. Jika program September mengambil fokus pada konstruksi Orde Baru tentang peristiwa 1965, bulan ini khusus bicara seputar rekonsiliasi. Pasca runtuhnya rezim Orde Baru, bermunculan informasi mengenai kekerasan dan diskriminasi yang terjadi sepanjang tahun 1965—1966. Termasuk juga medium film, yang menjadi bagian dari derasnya informasi yang sebelumnya dilarang. Jika tak ada yang terlewat, sejak tahun 1999, media film hampir tak pernah terputus bertutur dan meliput tragedi kemanusiaan 1965," kata Alexander.

Selain penayangan film, pada Sabtu, 24 Oktober pukul 17.00 akan diadakan diskusi “Tragedi 1965 dalam Film Pasca-Orde Baru: Memori dan Suara yang Terpinggirkan”. Seluruh film dapat disaksikan secara gratis di bioskop Kineforum yang berkapasitas 45 kursi, tiap Jumat hingga Minggu pukul 14.15, 17.00, dan 19.30.