New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia menguat pada Senin (Selasa pagi WIB), menyusul pasar ekuitas yang lebih tinggi dan masih mendapatkan dukungan dari penurunan kegiatan pengeboran AS yang bisa mengurangi kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 72 sen menjadi berakhir pada 46,26 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan global, menetap di 49,25 dolar AS per barel di perdagangan London, naik 1,12 dari penutupan Jumat.

Harga minyak diuntungkan untuk hari kedua berturut-turut dari penurunan jumlah rig minyak yang aktif di AS pada pekan lalu.

Hitungan rig dari perusahaan jasa minyak AS Baker Hughes yang dirilis Jumat lalu menunjukkan jumlah rig turun 26 rig ke tingkat terendah lima tahun di 614 rig. Penurunan mendorong ekspektasi bahwa produksi minyak AS, yang menyentuh tingkat tertinggi dalam sejarah, akan menurun.

"Tampak jelas bahwa pasar sedang kuat karena penurunan besar jumlah rig yang kita lihat dalam minggu-minggu terakhir, yang mengatur pergerakan untuk reli, serta penguatan di pasar saham," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

Flynn menunjuk meningkatkan pembicaraan pemotongan belanja modal perusahaan-perusahaan yang bergulat dengan penurunan harga minyak, menunjukkan pemotongan produksi lebih lanjut semakin dekat.

Laporan ketenagakerjaan AS untuk September yang lemah pada Jumat tampak menahan rencana Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga tingkat nol pada Oktober, menghapus dukungan terhadap dolar -- setidaknya untuk saat ini.

"The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunganya menjadi pertanda cukup baik untuk pasar minyak bergerak ke depan," kata Flynn.

Melemahnya dolar membuat minyak mentah yang dihargakan dalam mata uang AS lebih murah, sehingga cenderung meningkatkan permintaan.

Selain itu, analis mengatakan pasar minyak didukung oleh sinyal Rusia bahwa negara itu bersedia untuk berbicara dengan produsen minyak lainnya tentang kelebihan pasokan global.

Minyak mentah berjangka telah "didukung oleh dolar AS yang lebih lemah dan pembicaraan bahwa Rusia siap untuk bertemu OPEC dan produsen minyak mentah non-OPEC untuk membahas pasar", kata Myrto Sokou, analis senior di Sucden Financial Research.

"Berita itu memberikan momentum kenaikan yang kuat di pasar minyak, karena Rusia sejauh ini tidak bersedia untuk memotong produksi minyaknya dan bekerja sama dengan anggota OPEC dalam rangka mendukung harga minyak mentah yang rendah saat ini," kata dia.

Rusia merupakan produsen minyak utama dunia bersama anggota utama OPEC Arab Saudi serta Amerika Serikat.