Jakarta (ANTARA News) - Tender atau prakualifikasi lelang proyek kereta ekspress bandara Halim Perdanakusumah-Soekarno Hatta yang ditargetkan pada Desember 2015 diperkirakan tertunda, karena perlunya penyesuaian ulang trase proyek tersebut.

"Pihak sektor (Kementerian Perhubungan) perlu melihat kembali ke rencana induk untuk jalurnya, karena banyak inisiatif lain yang timbul seperti proyek LRT, dan MRT tahap II," kata Direktur Utama PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini di Jakarta, Senin malam.

Menurut Emma, dengan adanya sejumlah proyek kereta di Jabodetabek, seperti kereta ringan perkotaan seperti trem (Light Rapid Transportation/LRT) dan juga kereta transportasi massal mutakhir (Mass Rapid Transportation/MRT), Kementerian Perhubungan sebagai otoritas sektor transportasi, perlu mengintegrasikan jalur proyek kereta tersebut.

Begitu juga dengan penyesuaian untuk kapasitas stasiun yang akan dibangun, dalam melayani keberangkatan dan transit penumpang.

"Ini kan ada dinamikanya, perlu dilihat lagi masterplan alignmentnya," ujarnya.

Emma menuturkan, dengan hadirnya sejumlah proyek kereta di Jabodetabek, penyesuaian trase kereta bandara akan memperbarui potensi jumlah penumpang dan dan biaya investasi yang diperlukan.

Jika merujuk pada hasil rapat dengan Kantor Staf Kepresidenan Juli 2015 lalu jalur kereta ekspress disepakati menggunakan izin yang diterbitkan Kemenhub melalui Peraturan Menteri Nomor 1264 Tahun 2013 pada Desember 2013 lalu.

Adapun mengenai pendanaan, kata Emma, tim persiapan telah merekomendasikan dukungan pendanaan atau "viagibility gap funding" (VGF) dari pemerintah agar proyek ini layak secara finansial. Sesuai ketentuan, VGF yang diberikan pemerintah maksimal 49 persen dari total biaya. Namun, menurut Emma, pemerintah masih menghitung berapa besara VGF yang akan diberikan untuk proyek percontohan kerja sama pemerintah-swasta ini.

Seperti diketahui, SMI telah ditugaskan pemerintah untuk membantu persiapan dokumen proyek hingga persiapan lelang proyek.

Proyek Kereta ekspress rute bandara Halim-Soetta ini diprediksi membutuhkan dana sekitar Rp20 triliun. Rute kereta ekpres ini nantinya berawal dari Halim Perdanakusuma, Cawang, Manggarai, Tanah Abang, Sudirman, Pluit hingga Bandara Soekarno Hatta.

Proyek ini diperkirakan akan memangkas waktu tempuh dari Halim ke Soetta yang berjarak 33,8 kilometer menjadi 30 menit dari waktu tempuh sekarang yang rata-rata 1-3 jam.