Mekkah (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) meminta Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan data sidik jari jenazah anggota jemaah asal Indonesia yang telah diidentifikasi otoritas pemulasaraan mayat Al Muashim.

"Kami secara khusus minta ke pihak mereka tolong keluarkan hasil sidik jari, nama jemaah, yang berasal dari Indonesia," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Senin.

Ia mengatakan data sidik jari tersebut, termasuk file dokumen mencakup data terkait nomor visa jemaah haji dan ada nomor kedatangan atau (roqmud-dukhul) bagi WNI yang tinggal di Arab Saudi.

Arsyad menjelaskan setelah jenazah korban peristiwa Mina dikeluarkan dari kontainer, ada tiga proses yang dilakukan otoritas pemulasaraan mayat Al Muashim, Mekkah. Tiga proses itu adalah pengambilan foto, pengambilan sidik jari, dan pengambilan sample DNA.

"Itu artinya setiap jenazah sebenarnya sudah diidentifikasi semua oleh pihak Arab Saudi," ujarnya.

Permintaan data sidik jari tersebut, kata Arsyad, sengat penting untuk mempercepat identifikasi anggota jemaah Indonesia yang menjadi korban meninggal dalam peristiwa Mina. Apalagi, lanjut dia, ada 1.800 jenazah yang sudah dimakamkan.

Selain itu, saat ini tidak ada lagi rilis foto jenazah terbaru, tapi langsung identifikasi dokumen jenazah.

"Dengan mendapat dokumen nomor visa maka kami bisa langsung melakukan pemeriksaan silang ke data Siskohat karena seluruh data jemaah haji yang masuk ke Arab Saudi itu terekam nomor visanya pada data Siskohat kami," ujar Arsyad.

Terkait kedatangan dan sinergi dengan tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Mabes Polri, ia berharap kerja sama dengan mereka bisa mempercepat proses identifikasi karena tim DVI mendapat akses penuh dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk masuk ke rumah sakit di Muashim dan pemulasaraan jenazah.



Korban

Lebih jauh ia mengatakan sampai Senin pukul 10.30 Waktu Arab Saudi (WAS) belum ada jenazah baru yang diidentifikasi sebagai anggota jemaah Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa Mina.

"Dengan demikian, jenazah yang sudah teridentifikasi tetap berjumlah 100, terdiri dari 95 jenazah jemaah haji Indonesia dan lima jenazah warga negara Indonesia (WNI) yang mukim di Arab Saudi," tuturnya.

Demikian pula dengan jumlah anggota jemaah yang belum kembali ke pemondokan masih berjumlah 28 orang terdiri atas anggota jemaah asal BTH 14 (3 orang), JKS 61 (17 orang), SOC 62 (1 orang), SUB 28 (1 orang), SUB 36 (2 orang), SUB 48 (2 orang), SUB 61 (1 orang) dan UPG 10 (1 orang).

Sedangkan jumlah anggota jemaah yang dirawat di rumah sakit berkurang dari enam menjadi lima orang. "Jemaah atas nama Sapuna Muntaha Hedan dari Kloter 48 embarkasi Surabaya atau SUB 48 sudah kembali ke pemondokan," ungkap Arsyad.