Basarnas: hasil penelusuran koordinat semua laporan warga nihil
5 Oktober 2015 05:33 WIB
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsdya TNI FHB Soelistyo (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan Usai melakukan pencarian pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM menggunakan helikopter di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (4/10). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Makassar (ANTARA News) - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo menyatakan, semua laporan warga yang menyebutkan mereka melihat pesawat Twin Otter Aviastar jatuh, sudah ditelusuri koordinatnya dan hasilnya tetap nihil.
"Semua yang menyebutkan melihat pesawat jatuh sudah kita sisir koordinatnya dan hasilnya masih nihil," ujar Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo di Lanud Hasanuddin Maros, Minggu.
Dia mengatakan, setiap musibah kecelakaan seperti pesawat jatuh memang biasanya ada warga yang mengaku melihat kejadian itu dan hal seperti itu sudah biasa.
Soelistyo mengaku jika keterangan yang disampaikan oleh warga itu sangat bermanfaat dan akan digali setiap keterangan kecil untuk memperluas area pencarian.
Dia juga menyebutkan jika pihaknya memahami terkait banyaknya informasi yang menyebutkan adanya warga yang melihat pesawat, seperti yang terjadi di Sidrap, Enrekang dan Luwu.
"Saya memahami itu dan itu sudah sering terjadi. Seperti penuturan anak kecil yang melihat pesawatnya berasap dan jatuh di Teluk Bone juga sudah kita sisir tapi masih nihil," katanya.
Informasi mengenai adanya anak kecil yang melihat pesawat Aviastar jatuh itu sudah diambil keterangannya oleh Polres Luwu dan dikoordinasikan dengan Tim SAR.
Anak kecil yang disebut melihat pesawat Aviastar dalam kondisi berasap sebelum jatuh ke laut di Teluk Bone, Kabupaten Luwu itu diketahui adalah murid SD 65 Bua, Fatiah Raja.
"Saya melihat pesawat jatuh di laut dan mengeluarkan asap sebelum jatuh," kata Fatiah Raja, saat diantar orang tuanya ke posko Basarnas di bandara Bua Luwu, Sulawesi Selatan.
Tim SAR gabungan yang mendengar pengakuan anak tersebut kemudian tetap membagi tugas dan langsung menyusurinya sesuai dengan pengakuan Fatiah Raja.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo setelah mengetahui itu langsung melakukan penyisiran melalui udara dengan menggunakan fixed wing, namun tetap saja tidak menemukan apapun.
Sebelumnya pesawat twin otter milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503 hilang kontak sekitar pukul 14.36 WITA dalam perjalanan menuju Makassar, 11 menit setelah lepas landas dari Bandara Andi Jemma, Masamba, Jumat (2/10/2015).
Diketahui, pesawat jenis PKBRM/DHC6 milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503 dinakhodai Capt Iri Afriadi dengan Co Pilot Yudhistira serta teknisi Sukris.
Pesawat tersebut semestinya tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar 15.39 WITA dari bandara Andi Jemma Masamba, Sulbar dengan lama penerbangan 70 menit. Terdapat tujuh penumpang yang terdiri atas empat dewasa, satu anak, dan dua bayi dalam pesawat tersebut.
Adapun jumlah penumpang sebanyak tujuh orang yang terdiri dari lima orang dewasa dan dua orang bayi, antara lain : Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir, Afif (bayi 1 tahun), Raya Adawiah (balita 3 tahun).
"Semua yang menyebutkan melihat pesawat jatuh sudah kita sisir koordinatnya dan hasilnya masih nihil," ujar Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo di Lanud Hasanuddin Maros, Minggu.
Dia mengatakan, setiap musibah kecelakaan seperti pesawat jatuh memang biasanya ada warga yang mengaku melihat kejadian itu dan hal seperti itu sudah biasa.
Soelistyo mengaku jika keterangan yang disampaikan oleh warga itu sangat bermanfaat dan akan digali setiap keterangan kecil untuk memperluas area pencarian.
Dia juga menyebutkan jika pihaknya memahami terkait banyaknya informasi yang menyebutkan adanya warga yang melihat pesawat, seperti yang terjadi di Sidrap, Enrekang dan Luwu.
"Saya memahami itu dan itu sudah sering terjadi. Seperti penuturan anak kecil yang melihat pesawatnya berasap dan jatuh di Teluk Bone juga sudah kita sisir tapi masih nihil," katanya.
Informasi mengenai adanya anak kecil yang melihat pesawat Aviastar jatuh itu sudah diambil keterangannya oleh Polres Luwu dan dikoordinasikan dengan Tim SAR.
Anak kecil yang disebut melihat pesawat Aviastar dalam kondisi berasap sebelum jatuh ke laut di Teluk Bone, Kabupaten Luwu itu diketahui adalah murid SD 65 Bua, Fatiah Raja.
"Saya melihat pesawat jatuh di laut dan mengeluarkan asap sebelum jatuh," kata Fatiah Raja, saat diantar orang tuanya ke posko Basarnas di bandara Bua Luwu, Sulawesi Selatan.
Tim SAR gabungan yang mendengar pengakuan anak tersebut kemudian tetap membagi tugas dan langsung menyusurinya sesuai dengan pengakuan Fatiah Raja.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo setelah mengetahui itu langsung melakukan penyisiran melalui udara dengan menggunakan fixed wing, namun tetap saja tidak menemukan apapun.
Sebelumnya pesawat twin otter milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503 hilang kontak sekitar pukul 14.36 WITA dalam perjalanan menuju Makassar, 11 menit setelah lepas landas dari Bandara Andi Jemma, Masamba, Jumat (2/10/2015).
Diketahui, pesawat jenis PKBRM/DHC6 milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503 dinakhodai Capt Iri Afriadi dengan Co Pilot Yudhistira serta teknisi Sukris.
Pesawat tersebut semestinya tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar 15.39 WITA dari bandara Andi Jemma Masamba, Sulbar dengan lama penerbangan 70 menit. Terdapat tujuh penumpang yang terdiri atas empat dewasa, satu anak, dan dua bayi dalam pesawat tersebut.
Adapun jumlah penumpang sebanyak tujuh orang yang terdiri dari lima orang dewasa dan dua orang bayi, antara lain : Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir, Afif (bayi 1 tahun), Raya Adawiah (balita 3 tahun).
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: