Nelayan tradisional dukung program pengadaan kapal
2 Oktober 2015 14:59 WIB
Dokumentasi seorang nelayan memilih ikan laut di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (13/8/15). (ANTARA FOTO/Pradita Utama)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Riza Damanik, menyambut positif program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama PT PAL Indonesia (Persero) yang akan membangun ribuan kapal tangkap ikan untuk nelayan di berbagai daerah Tanah Air.
Sebelumnya dalam pertemuan antara Menteri Kelautan dan Perikanan dengan pengusaha galangan kapal di Jakarta beberapa waktu lalu, PT PAL siap ditugaskan sebagai koordinator utama pembangunan 3.000-4.000 kapal.
"Kami perlu mendukung dan mengawal program itu dengan dua syarat," kata Riza Damanik, ketika dihubungi melalui telepon, dari Jakarta, Jumat.
Syarat pertama, menurut Damanik, memastikan bahwa kapal-kapal sampai kepada nelayan yang membutuhkan sehingga masalah di masa lalu seperti kapal tidak layak dan tidak tepat sasaran tidak terulang.
Syarat kedua, lanjut dia, nelayan tradisional berharap penyaluran kapal dari pemerintah menyesuaikan kondisi sosial di wilayah atau tidak memberikan kapal ke wilayah yang sudah padat nelayan.
"Wilayah Indonesia timur sangat membutuhkan karena jumlah kapalnya sedikit sementara produktivitasnya tinggi, sehingga terkadang ada nelayan asing mencuri di sana," jelas dia.
"Atau tidak perlu menambah kapal di pantai utara Pulau Jawa yang sudah banyak kapal, melainkan memperbaiki atau mengganti armada usang saja sehingga tidak menambah kompetisi antar nelayan," imbuh dia.
Damanik menjelaskan jika program penambaha kapal tersebut berhasil maka penghasilan nelayan tradisional akan meningkat atau setidaknya setara dengan upah minimum di daerah masing-masing.
"Idealnya UMR nelayan akan terpenuhi dan bisa meningkatkan produktifitas hingga 60 persen," kata dia.
Sebelumnya dalam pertemuan antara Menteri Kelautan dan Perikanan dengan pengusaha galangan kapal di Jakarta beberapa waktu lalu, PT PAL siap ditugaskan sebagai koordinator utama pembangunan 3.000-4.000 kapal.
"Kami perlu mendukung dan mengawal program itu dengan dua syarat," kata Riza Damanik, ketika dihubungi melalui telepon, dari Jakarta, Jumat.
Syarat pertama, menurut Damanik, memastikan bahwa kapal-kapal sampai kepada nelayan yang membutuhkan sehingga masalah di masa lalu seperti kapal tidak layak dan tidak tepat sasaran tidak terulang.
Syarat kedua, lanjut dia, nelayan tradisional berharap penyaluran kapal dari pemerintah menyesuaikan kondisi sosial di wilayah atau tidak memberikan kapal ke wilayah yang sudah padat nelayan.
"Wilayah Indonesia timur sangat membutuhkan karena jumlah kapalnya sedikit sementara produktivitasnya tinggi, sehingga terkadang ada nelayan asing mencuri di sana," jelas dia.
"Atau tidak perlu menambah kapal di pantai utara Pulau Jawa yang sudah banyak kapal, melainkan memperbaiki atau mengganti armada usang saja sehingga tidak menambah kompetisi antar nelayan," imbuh dia.
Damanik menjelaskan jika program penambaha kapal tersebut berhasil maka penghasilan nelayan tradisional akan meningkat atau setidaknya setara dengan upah minimum di daerah masing-masing.
"Idealnya UMR nelayan akan terpenuhi dan bisa meningkatkan produktifitas hingga 60 persen," kata dia.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: