Hari Batik, jangan salah pakai batik
1 Oktober 2015 22:35 WIB
ilustrasi Ganjar Meninjau Pabrik Batik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) berdialog dengan perajin di salah satu pabrik batik di Kelurahan Poncol, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (23/9). Ganjar meminta industri batik harus mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang tersertifikasi agar limbah batik tidak mencemari sungai di Kota Pekalongan. (ANTARA FOTO/Pradita Utama) ()
Jakarta (ANTARA News) - Jelang Hari Batik Nasional yang akan diperingati esok (2 Oktober), pakar batik Era Soekamto mengingatkan agar masyarakat Indonesia tak salah pakai batik mengingat setiap motif batik memiliki maknanya masing-masing.
"Hari Batik jangan cuma dijadikan euforia saja, pakai batik supaya eksis, tapi seharusnya dimaknai lebih mendalam," kata Era Sukamto, Creative Director Iwan Tirta Private Collection di Jakarta pada Kamis.
Dia menjelaskan, motif batik punya makna dan cara pemakaian sendiri-sendiri, misalnya motif parang yang seharusnya dikenakan secara vertikal alih-alih horizontal karena motif parang sebenarnya melambangkan kesakralan.
"Tanjakan-tanjakan pada motif batik parang merupakan lambang spiritual di mana semakin besar tanjakan semakin besar status sosial seseorang yang memakainya," katanya.
Pada zaman dahulu, batik parang hanya dikenakan oleh panembahan senopati karena menurut Era, motif parang menunjukkan cara mengasah kejiwaan secafa perlahan.
"Seperti air yang mengikis karang secara halus, ini konsepnya seperti soft power. Para bendoro dan panembahan dilatih mengolah rasanya secara halus," katanya.
Motif batik lain, Gurdo misalnya, juga tak kalah sakralnya. Era mengatakan, Gurdo melambangkan kesakralan tauhid.
Sejak ditetapkannya batik ke dalam daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia oleh UNESCO 2009 silam, batik makin mendunia.
Beberapa selebriti dunia pun mengenakan motif cantik batik asal Indonesia seperti Jessica Alba yang sempat terlihat mengenakan gaun bermotif parang gringsing yang dipercaya sebagai penolak sakit.
Selain itu juga deretan artis seperti Dakota Fanning, Reese Witherspoon, Heidi Klum, dan Rachel Bilson juga pernah tertangkap kamera mengenakan kain motif batik.
"Hari Batik jangan cuma dijadikan euforia saja, pakai batik supaya eksis, tapi seharusnya dimaknai lebih mendalam," kata Era Sukamto, Creative Director Iwan Tirta Private Collection di Jakarta pada Kamis.
Dia menjelaskan, motif batik punya makna dan cara pemakaian sendiri-sendiri, misalnya motif parang yang seharusnya dikenakan secara vertikal alih-alih horizontal karena motif parang sebenarnya melambangkan kesakralan.
"Tanjakan-tanjakan pada motif batik parang merupakan lambang spiritual di mana semakin besar tanjakan semakin besar status sosial seseorang yang memakainya," katanya.
Pada zaman dahulu, batik parang hanya dikenakan oleh panembahan senopati karena menurut Era, motif parang menunjukkan cara mengasah kejiwaan secafa perlahan.
"Seperti air yang mengikis karang secara halus, ini konsepnya seperti soft power. Para bendoro dan panembahan dilatih mengolah rasanya secara halus," katanya.
Motif batik lain, Gurdo misalnya, juga tak kalah sakralnya. Era mengatakan, Gurdo melambangkan kesakralan tauhid.
Sejak ditetapkannya batik ke dalam daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia oleh UNESCO 2009 silam, batik makin mendunia.
Beberapa selebriti dunia pun mengenakan motif cantik batik asal Indonesia seperti Jessica Alba yang sempat terlihat mengenakan gaun bermotif parang gringsing yang dipercaya sebagai penolak sakit.
Selain itu juga deretan artis seperti Dakota Fanning, Reese Witherspoon, Heidi Klum, dan Rachel Bilson juga pernah tertangkap kamera mengenakan kain motif batik.
Pewarta: Ida Nur Cahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: