Kota Gaza, Palestina (ANTARA News) - Hamas menanggapi hati-hati deklarasi Presiden Palestina Mahmud Abbas di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa bahwa Palestina tidak bisa menjadi satu-satunya pihak yang harus terus mematuhi perjanjian damai dengan Israel.

"Pidato itu emosional, dan akan dinilai oleh berapa lama dia butuh waktu untuk mengimplementasikan komitmennya dalam mengakhiri perjanjian pendudukan Israel," kata Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas kepada AFP.

Abbas menyeru negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk segera mengakuinya dan mengingatkan apa yang bisa dipahami dari penarikmunduran dari Perjanjian Oslo pada 1990-an.

"Mereka tak memberi pilihan apa-apa kecuali bersikukuh bahwa kita tidak akan terus menjadi satu-satunya yang berkomitmen pada implementasi kesepakatan-kesepakatan ini, sementara Israel terus melanggarnya," kata Abbas.

"Kita tidak bisa terus diikat oleh kesepakatan-kesepakatan dengan Israel dan Israel mesti menyadari penuh semua tanggungjawabnya sebagai kekuatan pendudukan," sambung Abbas sebelum upacara pengibaran bendera Palestina di PBB.

Hamas dan Fatah pimpinan Abbas, adalah dua pihak yang berbeda pandangan soal Palestina.