Mekkah (ANTARA News) - Jamaah haji yang telah kembali ke Tanah Air diharapkan menjadi agen perubahan ke arah kebaikan untuk membantu Indonesia menjadi bangsa dan negara yang besar, adil, dan makmur.

"Dalam kehidupan sehari-hari haji yang mabrur dapat terlihat melalui beberapa indikator," kata Kepala Bimbingan Ibadah dan Pengawasan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1346H/2015M Ali Rokhmat di Mekkah, Saudi Arabia, Rabu.

Salah satu tanda haji mabrur, lanjut dia, adalah perubahan ke arah perbaikan. Seorang haji yang mabrur akan terhindar dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Selain itu, mereka melakukan kebaikan dan beribadah hanya ingin memperoleh ridha Allah SWT.

"Setelah kembali ke Tanah Air, (seorang haji yang mabrur) ada perubahan senang memberi makan dan bertutur kata yang baik," ujar Ali

Artinya akan memiliki kesadaran untuk berbagi kepada sesama, terutama dalam berderma sebagian hartanya untuk fakir miskin, kaum dhuafa, dan persoalan sosial di lingkungannya.

Lebih jauh Ali mengatakan para fuqaha sepakat ibadah haji dikelompokkan dalam bagian ibadah khusus, karena memerlukan kesiapan maliyah, badaniah, dan ruhaniyah.

Mereka yang berhaji, kata dia, tidak hanya mampu membayar biaya perjalanan haji tetapi juga diperlukan fisik yang sehat. "Itulah, sebabnya pahala ibadah haji tidak saja dengan diampuni dosanya seperti puasa, akan tetapi surga bagi yang mabrur," kata Ali.

Sampai saat ini sudah sekitar 6.854 jamaah dari 17 kloter telah kembali ke Tanah Air sejak Senin (28/9). Jumlah itu akan terus bertambah sampai terakhir 26 Oktober 2015.

"Selamat kembali ke Tanah Air wahai Tamu Allah. Keluarga tentu akan menyambut kalian dengan rasa haru dan syukur. Tapi juga dengan harapan, kalian akan memperoleh kemabruran dan bisa menjadi agen perubahan," ujarnya.