Sleman (ANTARA News) - Taman Nasional Gunung Merapi mengungkapkan terjadinya kebakaran di kawasan hutan lereng Gunung Merapi karena ada pihak tertentu yang melakukan kesengajaan.

"Kami akui kebakaran hutan itu karena ada pihak yang sengaja membakar. Namun, kami masih belum bisa menyebut siapa oknum tersebut," kata Kepala Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Edy Sutiyarto di Sleman, Yogyakarta, Rabu.

Jumlah masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Gunung Merapi, kata dia, relatif cukup banyak, dan ada oknum yang merusakan pelestarian hutan.

"Namanya antisipasi, selalu dibangun bersama para pihak. Terlebih, bersama dengan masyarakat sekitar. Akan tetapi, tetap saja ada satu atau dua orang yang menjadi oknum," katanya.

Menurut dia, secara umum masyarakat di lereng Merapi sudah baik dan hubungan serta niat untuk melestarikan juga bagus.

"Akan tetapi, apabila ada satu atau dua orang yang tidak baik, ya, begitulah," katanya.

Edy mengatakan bahwa kebakaran hutan di kawasan TNGM terjadi sejak Agustus 2015. Setidaknya sudah 100 hektare hutan yang hangus, termasuk lahan restorasi yang bekerja sama dengan Jica dan Sumitomo.

"Bencana kebakaran hutan ini yang terparah setelah terjadinya erupsi 2010. Tahun ini memang yang terparah kebakaran hutan dan lahan di TNGM," katanya.

Atas kejadian itu, fungsional Pengendali Ekosistem Hutan TNGM Dhany Suryawan mengatakan bahwa pihaknya segera melakukan evaluasi, di antaranya dengan pembuatan sekat bakar.

"Ini menjadi suatu keharusan pada kegiatan penanaman pohon," katanya.

Selain itu, kata dia, juga peningkatan standar dan kuantitas peralatan dan perlengkapan pemadaman kebakaran.

"Apel siaga kebakaran terus ditingkatkan, serta kolaborasi dengan berbagai pihak lebih diintensifkan. Kami juga membangun sistem informasi yang lebih mantap. Alokasi anggaran untuk mitigasi atau antisipasi kebencanaan yang diperbesar. Akan tetapi, itu tergantung juga dari pusat," katanya.