Personil TNI/Polri fokus padamkan api dekat Bandara Syamsudin Noor
29 September 2015 21:14 WIB
Sebuah pesawat tinggal landas setelah mengalami penundaan akibat kabut asap yang menyelimuti Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru Kalsel, Selasa (2/10). Dalam seminggu terakhir empat maskapai yang melayani enam rute penerbangan pagi dari Bandara Syamsudin Noor mengalami keterlambatan 1-2 jam setiap hari akibat kabut asap yang cukup tebal. (FOTO ANTARA/Herry Murdy Hermawan)
Banjarbaru (ANTARA News) - Upaya pemadaman titik api yang dilakukan ratusan personel TNI/Polri difokuskan di lahan gambut yang terbakar dekat dengan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, kata petinggi kepolisian setempat.
Kepala Kepolisian Daerah Kalsel Brigjen Polisi Agung Budi Maryoto di Banjarbaru, Selasa mengatakan fokus pemadaman itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke lokasi.
"Fokus kami memadamkan titik api dekat bandara Syamsudin Noor sesuai arahan Presiden Joko Widodo sehingga menurunkan hampir seribu personel TNI/Polri," ujarnya.
Disebutkan, lahan gambut yang terbakar dan masih dipadamkan yakni kawasan Guntung Damar Kelurahan Guntung Payung Banjarbaru berjarak sekitar 1 kilometer dari bandara.
Lahan Gambut dan rawa dengan luasan mencapai ratusan hektare itu dikunjungi Presiden Joko Widodo pada Rabu (23/9) untuk melihat langsung penanganan kebakaran lahan.
"Sejak presiden datang hingga sekarang, personel TNI/Polri terus bekerja keras memadamkan titik api yang masih bermunculan di lahan gambut itu," ujar kapolda.
Dijelaskan, fokus pemadaman titik api di lahan dekat bandara bertujuan agar kabut asap yang ditimbulkan tidak mengganggu aktivitas bandara hingga melumpuhkan ekonomi.
"Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan mempengaruhi setiap aktivitas bandara. Jika terhenti maka merugikan baik dari sisi ekonomi dan dampak negatif lain," ucapnya.
Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) VI/Mulawarman Brigjend TNI George Elnandus Supit meninjau langsung penanganan kebakaran lahan yang dilakukan personel TNI/Polri.
"Selain menurunkan personel TNI/Polri yang jumlahnya mencapai seribu orang, kami juga mengerahkan enam unit excavator untuk membuat alur sungai dan embung," ujar Kasdam.
Ia mengatakan, alur sungai yang panjangnya mencapai 20 kilometer berfungsi sebagai sumber air termasuk embung berukuran kecil sebagai penampung air.
"Pembuatan alur sungai atau kanal berfungsi sebagai sumber air dan embung dibuat dekat titik api untuk memadamkan api sehingga tidak jauh mengambil air," katanya.
Kepala Kepolisian Daerah Kalsel Brigjen Polisi Agung Budi Maryoto di Banjarbaru, Selasa mengatakan fokus pemadaman itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke lokasi.
"Fokus kami memadamkan titik api dekat bandara Syamsudin Noor sesuai arahan Presiden Joko Widodo sehingga menurunkan hampir seribu personel TNI/Polri," ujarnya.
Disebutkan, lahan gambut yang terbakar dan masih dipadamkan yakni kawasan Guntung Damar Kelurahan Guntung Payung Banjarbaru berjarak sekitar 1 kilometer dari bandara.
Lahan Gambut dan rawa dengan luasan mencapai ratusan hektare itu dikunjungi Presiden Joko Widodo pada Rabu (23/9) untuk melihat langsung penanganan kebakaran lahan.
"Sejak presiden datang hingga sekarang, personel TNI/Polri terus bekerja keras memadamkan titik api yang masih bermunculan di lahan gambut itu," ujar kapolda.
Dijelaskan, fokus pemadaman titik api di lahan dekat bandara bertujuan agar kabut asap yang ditimbulkan tidak mengganggu aktivitas bandara hingga melumpuhkan ekonomi.
"Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan mempengaruhi setiap aktivitas bandara. Jika terhenti maka merugikan baik dari sisi ekonomi dan dampak negatif lain," ucapnya.
Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) VI/Mulawarman Brigjend TNI George Elnandus Supit meninjau langsung penanganan kebakaran lahan yang dilakukan personel TNI/Polri.
"Selain menurunkan personel TNI/Polri yang jumlahnya mencapai seribu orang, kami juga mengerahkan enam unit excavator untuk membuat alur sungai dan embung," ujar Kasdam.
Ia mengatakan, alur sungai yang panjangnya mencapai 20 kilometer berfungsi sebagai sumber air termasuk embung berukuran kecil sebagai penampung air.
"Pembuatan alur sungai atau kanal berfungsi sebagai sumber air dan embung dibuat dekat titik api untuk memadamkan api sehingga tidak jauh mengambil air," katanya.
Pewarta: Yose Rizal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: