Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat atau KUR (realisasi kumulatif) sebesar Rp2,1 triliun kepada lebih dari 153 ribu pelaku UMKM di seluruh pelosok Tanah Air.

"Sejak di re-launching pada minggu ketiga Agustus hingga minggu ketiga September 2015, KUR menembus angka dua triliun rupiah, itu tergolong peredarannya cepat," kata Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria, di Jakarta, Senin.

"Keberhasilan menembus angka Rp2 triliun hanya dalam waktu singkat tentu merupakan prestasi membanggakan yang menunjukkan keseriusan Bank BRI dalam melakukan akselerasi penyaluran KUR sejak moratorium dibuka kembali," lanjutnya.

Dari jumlah KUR yang telah disalurkan tersebut, sektor perdagangan masih mendominasi pembiayaan, yaitu sekitar 69,3 persen. Kemudian berturut-turut pembiayaan terbanyak di sektor pertanian 19,95 persen, dan sisanya ke sektor ekonomi lainnya.

Budi memaparkan, ada tiga wilayah yang menyerap KUR paling banyak yakni wilayah Sulawesi Selatan sebesar Rp268,93 miliar (12,41 persen), Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur sebesar Rp216,02 miliar (9,97 persen), serta Yogyakarta sebesar Rp203,34 miliar (9,38 persen). Sedangkan sisanya relatif cukup merata di wilayah lainnya di seluruh Indonesia.

"Meratanya penyaluran KUR ini juga menjadi bukti bahwa akselerasi KUR benar-benar dilakukan secara merata di seluruh wilayah di Tanah Air. Seluruh jajaran BRI memiliki semangat yang sama tingginya dalam menyukseskan program KUR dan memastikan bahwa target Rp21 triliun yang diamanahkan kepada BRI bisa terwujud," ujar Budi.

Dari segi kualitas kredit, level NPL KUR BRI tercatat berada di posisi 0 persen. Sementara itu, potensi untuk meningkatkan debitur dari KUR ke pinjaman komersial cukup besar,

"Kami optimis 153 ribu debitur KUR baru ini bakal hijrah ke kredit komersial," ujar Budi.

Untuk mendorong hijrah tersebut, lanjut Budi, BRI berupaya melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha yang mendapatkan KUR, sehingga bisnis debitur KUR dapat berkembang.

"Sebab kalau binaan BRI ini bermigrasi ke kredit komersial, itu artinya bisnisnya semakin bagus dan menjadi bankable (layak perbankan) serta mereka sudah punya aset riil yang dapat menjadi agunan untuk pemberian kredit dengan nominal yang lebih besar," kata Budi.

Ia menambahkan, untuk dapat meningkatkan penyaluran KUR, BRI memanfaatkan Teras BRI yang berada di "pasar-pasar basah" dan BRI Unit yang menjangkau daerah-daerah terpencil.

"Kekuatan kami adalah unit kerja yang mengakar dan terbesar di Indonesia, hingga saat ini jumlah jaringan mikro, termasuk Teras BRI dan Teras BRI keliling adalah 9.033 outlet dengan infrastruktur IT real time online," ujar Budi.