Bandara Pekanbaru kembali lumpuh akibat kabut asap
26 September 2015 18:54 WIB
Deretan kereta dorong tidak terpakai karena aktivitas penerbangan yang terhenti di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Kamis (3/9). (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA News) - Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II kembali lumpuh akibat asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menunjukkan, jarak pandang pada Sabtu sore makin memburuk yakni 400 meter pada pukul 16.00 WIB. Kondisi tersebut membuat aktivitas penerbangan menjadi terganggu.
"Seluruh penerbangan baik kedatangan dan keberangkatan terganggu, seluruhnya masih tertunda karena kabut asap," kata Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Hasnan Siregar.
Ia menjelaskan, jarak pandang berfluktuatif namun pada umumnya dalam kondisi yang membahayakan. Pada pukul 05.00 WIB, jarak pandang hanya sekitar 500 meter, kemudian pada pukul. 06.00 WIB jarak pandang memburuk menjadi 300 meter, dan sejam kemudian berubah membaik menjadi 1.000 meter.
Namun, pada pukul 12.00 WIB, jarak pandang menjadi 600 meter dan terus menurun menjadi 400 meter pada pukul 16.00 WIB.
Menurut dia, dengan kondisi pekatnya kabut asap sudah ada 14 jadwal penerbangan yang sudah melakukan pembatalan.
"Pembatalan keberangkatan ini karena kondisi kabut asap masih saja membuat jarak pandang terbatas," katanya.
Maskapai yang melakukan pembatalan antara lain Garuda Indonesia, Citilink, dan AirAsia berbagai jurusan dari dan menuju Pekanbaru. Selain tiga maskapai itu, sejumlah maskapai lain seperti Batik Air, Sriwijaya, Lion Air,Slikair dan sejumlah maskapai lainnya juga tidak bisa melakukan pendaratan dari pagi hingga sore ini.
Ia mengatakan batas minimal jarak pandang untuk keselamatan penerbangan adalah di atas 1.000 meter.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, hasil pencitraan Satelit Terra dan Aqua pada pukul 16.00 WIB menunjukan ada 54 titik panas (hotspot) di Sumatera. Meski begitu, tidak ada titik panas terdeteksi di Provinsi Riau.
Titik panas paling banyak terdapat di Sumatera Selatan sebanyak 43 titik, kemudian Bangka Belitung ada lima titik dan Lampung enam titik.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menunjukkan, jarak pandang pada Sabtu sore makin memburuk yakni 400 meter pada pukul 16.00 WIB. Kondisi tersebut membuat aktivitas penerbangan menjadi terganggu.
"Seluruh penerbangan baik kedatangan dan keberangkatan terganggu, seluruhnya masih tertunda karena kabut asap," kata Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Hasnan Siregar.
Ia menjelaskan, jarak pandang berfluktuatif namun pada umumnya dalam kondisi yang membahayakan. Pada pukul 05.00 WIB, jarak pandang hanya sekitar 500 meter, kemudian pada pukul. 06.00 WIB jarak pandang memburuk menjadi 300 meter, dan sejam kemudian berubah membaik menjadi 1.000 meter.
Namun, pada pukul 12.00 WIB, jarak pandang menjadi 600 meter dan terus menurun menjadi 400 meter pada pukul 16.00 WIB.
Menurut dia, dengan kondisi pekatnya kabut asap sudah ada 14 jadwal penerbangan yang sudah melakukan pembatalan.
"Pembatalan keberangkatan ini karena kondisi kabut asap masih saja membuat jarak pandang terbatas," katanya.
Maskapai yang melakukan pembatalan antara lain Garuda Indonesia, Citilink, dan AirAsia berbagai jurusan dari dan menuju Pekanbaru. Selain tiga maskapai itu, sejumlah maskapai lain seperti Batik Air, Sriwijaya, Lion Air,Slikair dan sejumlah maskapai lainnya juga tidak bisa melakukan pendaratan dari pagi hingga sore ini.
Ia mengatakan batas minimal jarak pandang untuk keselamatan penerbangan adalah di atas 1.000 meter.
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, hasil pencitraan Satelit Terra dan Aqua pada pukul 16.00 WIB menunjukan ada 54 titik panas (hotspot) di Sumatera. Meski begitu, tidak ada titik panas terdeteksi di Provinsi Riau.
Titik panas paling banyak terdapat di Sumatera Selatan sebanyak 43 titik, kemudian Bangka Belitung ada lima titik dan Lampung enam titik.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: