Pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa Mina
26 September 2015 17:25 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendengarkan penjelasan ketua kloter JKS 61, Aceng Sukandar saat mengunjungi Maktab 7 tempat jamaah kloter tersebut mabit di Mina, Jumat malam (25/09/15). (ANTARA NEWS/Risbiani Fardaniah)
Mekkah (ANTARA News) - Pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa Mina yang menimbulkan ratusan korban jiwa dan cedera, termasuk jemaah dari Indonesia.
"Kami sebagai pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa ini, tapi tidak ingin menyalahkan siapa-siapa," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu.
Ia mengatakan peristiwa Mina itu akan menjadi pelajaran dan bahan evaluasi pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun ini untuk memberi usulan kepada Pemerintah Arab Saudi agar peristiwa yang merenggut ratusan korban dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia, tidak terulang pada musim haji tahun depan.
"Secara resmi kami akan menyampaikan (surat) ke Pemerintah Arab Saudi tentang penyelesaian persoalan seperti ini," katanya.
Menag pun mengajak semua pihak, meski dalam suasana duka akibat peristiwa Mina, untuk menarik pelajaran dari kejadian tersebut dan tidak larut dalam keluh kesah serta penyesalan.
"Ini pelajaran yang sangat mahal, sehingga ke depan harus diambil pelajaran dan hikmahnya," ujar Lukman.
Apalagi, lanjut dia, tahun depan Indonesia tidak hanya mendapatkan kuota jamaah normal sekitar 200 ribu orang, tapi mendapat tambahan kuota sebesar 20 ribu orang.
"Ini sesuatu yang tidak sederhana. Kami tentu bergembira dengan penambahan ini, karena makin banyak saudara kita yang belum berhaji untuk bisa berkesempatan haji. Tapi di sisi lain, ini tantangan tersendiri, mengatur jumlah jemaah yang sangat banyak, bahkan terbesar di dunia, agar jemaah kita menunaikan ibadah dengan tertib dan lancar," kata Lukman.
Pada peristiwa di Jalan Arab 204, Mina, jemaah yang akan menunaikan jamrah Aqobah pada Kamis pagi (24/9) terinjak-injak akibat berdesak-desakan dari arus yang berlawanan, menyebabkan ratusan orang meninggal dan cedera.
Dalam peristiwa itu setidaknya tiga jemaah dari Indonesia meninggal dunia, dan enam masih di rumah sakit di Arab Saudi. Sementara 225 jemaah belum diketahui nasibnya, di antaranya dari Kloter 61 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 61) yang belum juga kembali ke tenda mereka di Mina.
Menteri Agama pada yang Jumat (25/9) malam menjelang dini hari bertemu dengan sejumlah jemaah dari JKS 61 (Jawa Barat) yang selamat dalam peristiwa tersebut.
Ia berjanji PPIH akan terus melakukan penelusuran ke rumah sakit dan pemulasaran jenazah untuk memastikan keberadaan dan kondisi para korban.
"Selaku Amirul Hajj yang bertanggung jawab seluruh rangkaian ibadah haji, tentu saya mohon maaf sebesar-besar," ujar Lukman.
Ia juga menilai mereka yang wafat dalam peristiwa tersebut meninggal dalam keadaan baik, karena sedang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
"Menurut saya itu lebih dari syahid. Kita ikhlaskan, mereka berpulang dalam kondisi yang baik," kata Menag.
"Kami sebagai pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa ini, tapi tidak ingin menyalahkan siapa-siapa," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu.
Ia mengatakan peristiwa Mina itu akan menjadi pelajaran dan bahan evaluasi pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun ini untuk memberi usulan kepada Pemerintah Arab Saudi agar peristiwa yang merenggut ratusan korban dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia, tidak terulang pada musim haji tahun depan.
"Secara resmi kami akan menyampaikan (surat) ke Pemerintah Arab Saudi tentang penyelesaian persoalan seperti ini," katanya.
Menag pun mengajak semua pihak, meski dalam suasana duka akibat peristiwa Mina, untuk menarik pelajaran dari kejadian tersebut dan tidak larut dalam keluh kesah serta penyesalan.
"Ini pelajaran yang sangat mahal, sehingga ke depan harus diambil pelajaran dan hikmahnya," ujar Lukman.
Apalagi, lanjut dia, tahun depan Indonesia tidak hanya mendapatkan kuota jamaah normal sekitar 200 ribu orang, tapi mendapat tambahan kuota sebesar 20 ribu orang.
"Ini sesuatu yang tidak sederhana. Kami tentu bergembira dengan penambahan ini, karena makin banyak saudara kita yang belum berhaji untuk bisa berkesempatan haji. Tapi di sisi lain, ini tantangan tersendiri, mengatur jumlah jemaah yang sangat banyak, bahkan terbesar di dunia, agar jemaah kita menunaikan ibadah dengan tertib dan lancar," kata Lukman.
Pada peristiwa di Jalan Arab 204, Mina, jemaah yang akan menunaikan jamrah Aqobah pada Kamis pagi (24/9) terinjak-injak akibat berdesak-desakan dari arus yang berlawanan, menyebabkan ratusan orang meninggal dan cedera.
Dalam peristiwa itu setidaknya tiga jemaah dari Indonesia meninggal dunia, dan enam masih di rumah sakit di Arab Saudi. Sementara 225 jemaah belum diketahui nasibnya, di antaranya dari Kloter 61 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 61) yang belum juga kembali ke tenda mereka di Mina.
Menteri Agama pada yang Jumat (25/9) malam menjelang dini hari bertemu dengan sejumlah jemaah dari JKS 61 (Jawa Barat) yang selamat dalam peristiwa tersebut.
Ia berjanji PPIH akan terus melakukan penelusuran ke rumah sakit dan pemulasaran jenazah untuk memastikan keberadaan dan kondisi para korban.
"Selaku Amirul Hajj yang bertanggung jawab seluruh rangkaian ibadah haji, tentu saya mohon maaf sebesar-besar," ujar Lukman.
Ia juga menilai mereka yang wafat dalam peristiwa tersebut meninggal dalam keadaan baik, karena sedang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
"Menurut saya itu lebih dari syahid. Kita ikhlaskan, mereka berpulang dalam kondisi yang baik," kata Menag.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: