New York (ANTARA News) - Harga minyak turun pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data menunjukkan sedikit kenaikan dalam produksi AS dibayangi penurunan besar dalam persediaan minyak mentah di konsumen minyak utama dunia itu.

Sentimen investor juga tertekan oleh data suram manufaktur Tiongkok yang memicu kekhawatiran baru atas permintaan minyak di pusat kekuatan Asia itu.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 1,88 dolar AS menjadi berakhir di 44,48 dolar AS per barel dibandingkan dengan penutupan Selasa di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, turun 1,33 dolar AS menjadi menetap pada 47,75 dolar AS per barel di perdagangan London.

Departemen Energi AS (DoE) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial Amerika merosot 1,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 September.

Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS, kehilangan 0,5 juta barel menjadi 54 juta barel.

Namun, DoE juga mengungkapkan bahwa produksi minyak Amerika naik 19.000 barel per hari (bph) menjadi 9,136 juta barel per hari, menghentikan penurunan produksi selama enam minggu berturut-turut.

Harga minyak AS awalnya naik setelah rilis laporan itu, tetapi kemudian jatuh.

"Kadang-kadang kasus angka judul pada pandangan pertama cukup bullish," kata Bob Yawger dari Mizuho Securities.

"Namun, ada beberapa angka bearish ketika Anda masuk ke sedikit rincian."

Minyak juga mundur setelah ukuran penting dari manufaktur di Tiongkok jatuh ke tingkat terendah dalam lebih dari enam tahun, sinyal melemahnya permintaan di ekonomi terbesar kedua dunia itu, demikian AFP.

(Uu.A026)