Sukabumi (ANTARA News) - Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, Jawa Barat masih melakukan penyelidikan terkait dugaan penyelundupan belasan imigran gelap yang diduga dilakukan dua warga negara asing (WNA) asal Pakistan.

"Kedua orang Pakistan tersebut masih dimintai keterangan oleh pihak kepolisian dari Polres Cianjur, kami belum mengetahui apa tugas mereka. Apakah mereka terlibat dalam jaringan atau sindikat perdagangan manusia atau human trafficking atau mereka hanya imigran gelap saja yang ikut dalam rombongan ini," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi Firlianto Akbar di Sukabumi, Rabu.

Menurut dia, ada 16 orang imigran gelap yang masing-masing 14 orang dari Banglades dan dua orang dari India yang di tampung sementara di Ruang Detensi Imigrasi Kator Imigrasi Kelas II Sukabumi di Jalan Lingkar Selatan, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi.

Selain dua WNA asal Pakistan, pihak kepolisian juga masih memeriksa keterlibatan tiga WNI asal Makassar, Sulawesi Selatan yang bertugas menyeberangkan belasan imigran gelap ini dengan tujuan Pulau Chrismast, Australia.

Lebih lanjut, perairan laut yang berada di wilayah hukumnya ini memang kerap dijadikan sasaran percobaan penyebrangan oleh imigran gelap yang berasal dari negara-negara konflik seperti Suriah, Irak, Iran dan negara Timur Tengah, Asia maupun Afrika. Namun, untuk 2015 ini baru pertama kali ada kasus percobaan penyelundupan manusia melalui perairan laut Cianjur.

"Kami juga masih berkoordinasi dengan pihak International Organization for Migration (IOM) untuk menentukan nasib para imigran gelap ini, karena dari hasil pemeriksaan hanya tiga orang berkebangsaan Banglades yang mempunyai surat dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees)," tambahnya.

Sebelumnya, sebanyak 18 orang WNA yang diduga merupakan imigran gelap dari Banglades, India dan Pakistan ditemukan terdampar di perairan laut Cianjur tepatnya di wilayah Cidaun. Saat diamankan oleh pihak kepolisian setempat, juga ditangkap tiga orang WNI asal Makassar yang diketahui bertugas sebagai nakhoda dan anak buah kapal (ABK) yang akan menyeberangkan mereka ke Pulau Chrismast, Australia pada Rabu, (23/9).