Surabaya (ANTARA News) - Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mensosialisasikan proyek angkutan massal cepat (AMC) berupa trem kepada masyarakat sebelum proyek tersebut mulai dikerjakan awal tahun depan.

"Tapi memang, masyarakat sekarang ini mulai sangat membutuhkan transportasi publik. Mereka ingin ke kantor tidak perlu naik transportasi pribadi seperti di negara lain," kata Bambang Haryo saat menghadiri penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Kementrian Perhubungan (Kemenhub), Direktorat Jenderal Perkeretapian, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di Balai Kota Surabaya, Rabu.

Ia menegaskan bahwa terwujudnya transportasi massal di sebuah kota, bergantung pada kemampuan dan kemauan dari pemerintah kotanya. "Saya melihat Pemkot cukup serius. Apalagi didukung menteri yang asal Surabaya, Dirjen Kereta Api nya juga dari Surabaya," ujarnya.

Menurutnya, Dinas Perhubungan Kota Surabaya harus mulai merencanakan segala sesuatunya sekarang agar tidak ada kendala di masa mendatang ketika trem beroperasi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan, PKS tersebut mampu mempercepat pelaksanaan proyek. Setelah PKS, anggaran di Kemenhub dapat difokuskan pada penyelesaian detail engineering desain (DED).

Dengan demikian, lelang fisik dapat dimulai akhir tahun ini atau setidaknya awal tahun depan. Proses lelang diprediksi memakan waktu dua bulan. Setelah itu, pembangunan trem dapat dilaksanakan.

Agus melanjutkan, pengembangan angkutan trem akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, pengembangan angkutan massal ini dimulai dari depo trem lama di Bumiharjo, Joyoboyo melewati Jl. Raya Darmo hingga ke utara sampai persimpangan Jl. Indrapura-Jl. Rajawali.

Di sepanjang jalur tersebut akan dibangun titik-titik halte/shelter yang letaknya strategis dengan pusat kegiatan masyarakat metropolis. Selanjutnya, pada tahap kedua, rencana pengembangan trem ini akan diintegrasikan dengan Pelabuhan Tanjung Perak.

Bahkan, kata Agus, ada pula rencana cadangan yang melanjutkan pengembangan trem hingga Terminal Purabaya via frontage road Ahmad Yani sisi barat.

Mantan Kabag Bina Program dan Kepala Dinas Cipta Karya Surabaya ini menampik jika progres pembangunan trem berjalan lambat. Dia menjelaskan, sejak pertemuan dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada 23 November 2013, Pemkot secara intens terlibat dalam rapat koordinasi yang melibatkan satker kemenhub di Surabaya dan PT KAI.

Hal-hal yang dibahas meliputi pematangan trase, pembahasan mekanisme tiket, penyiapan lahan, termasuk pemantapan naskah PKS yang akan ditandatangani nanti. Tak hanya itu, Pemkot menggandeng perguruan tinggi, juga telah menelusuri kembali jalur trem lama di Surabaya dengan alat ground penetrating radar (GPR).

Semua itu menjadi suatu kesatuan pemantapan proyek trem. "Berbagai upaya pengkajian dan pematangan rencana proyek trem dibahas detail agar di kemudian hari tidak ada masalah pasca pembangunan," kata Agus.