Dolar AS menguat didorong spekulasi kenaikan suku bunga
23 September 2015 05:44 WIB
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve baru-baru ini terus menopang ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga akhir tahun ini.
Kepala Cabang The Fed Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan pada Senin bahwa ia tetap yakin bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun ini, sekalipun gejolak pasar baru-baru ini mengangkat risiko terhadap prospek ekonomi dan inflasi.
James Bullard, Kepala Cabang The Fed St. Louis, juga mengatakan pada Senin bahwa "kasus untuk normalisasi kebijakan cukup kuat," sekalipun setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada pekan lalu.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,40 persen menjadi 96,277 pada akhir perdagangan.
Yen Jepang naik tipis terhadap dolar AS karena memudarnya pasar ekuitas global mendorong permintaan investor terhadap aset-aset "safe haven".
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1131 dolar AS dari 1,1190 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5371 dolar AS dari 1,5496 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7087 dolar AS dari 0,7136 dolar.
Dolar AS dibeli 120,02 yen Jepang, lebih rendah dari 120,60 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9741 franc Swiss dari 0,9710 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3263 dolar Kanada dari 1,3230 dolar Kanada, demikian Xinhua.
(T.A026)
Kepala Cabang The Fed Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan pada Senin bahwa ia tetap yakin bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun ini, sekalipun gejolak pasar baru-baru ini mengangkat risiko terhadap prospek ekonomi dan inflasi.
James Bullard, Kepala Cabang The Fed St. Louis, juga mengatakan pada Senin bahwa "kasus untuk normalisasi kebijakan cukup kuat," sekalipun setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada pekan lalu.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,40 persen menjadi 96,277 pada akhir perdagangan.
Yen Jepang naik tipis terhadap dolar AS karena memudarnya pasar ekuitas global mendorong permintaan investor terhadap aset-aset "safe haven".
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,1131 dolar AS dari 1,1190 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5371 dolar AS dari 1,5496 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7087 dolar AS dari 0,7136 dolar.
Dolar AS dibeli 120,02 yen Jepang, lebih rendah dari 120,60 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9741 franc Swiss dari 0,9710 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3263 dolar Kanada dari 1,3230 dolar Kanada, demikian Xinhua.
(T.A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: