IHSG selasa dibuka menguat tipis 4,53 poin
22 September 2015 10:46 WIB
Porsi Investor Dalam Negeri Pialang mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Jakarta, Senin (10/8) Bertepatan dengan peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Presiden Jokowi meminta Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendorong porsi investor dalam negeri untuk memperkokoh pasar modal Indonesia dari gangguan perekonomian akibat sentimen negatif dari arus keuangan global. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ()
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka menguat tipis sebesar 4,53 poin menyusul sebagian pelaku pasar saham masih melakukan aksi beli.
IHSG BEI dibuka naik 4,53 poin atau 0,10 persen menjadi 4.380,61. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 1,16 poin (0,16 persen) menjadi 737,18.
"Masih adanya aksi beli saham oleh investor membuat IHSG BEI bergerak menguat meski tipis, mayoritas bursa saham global yang bergerak di area positif juga menjadi salah satu faktor penopang IHSG," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa penguatan IHSG juga mendapat sentimen positif dari nilai tukar rupiah yang bergerak menguat terhadap dolar AS meski masih terbatas.
Kendati demikian, lanjut dia, laju IHSG masih dapat tertahan menyusul proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik yang masih dalam tren perlambatan.
Pemerintah yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi 5,3 persen dari sebelumnya 5,5 persen dapat mempengaruhi psikologis investor.
"Proyeksi ekonomi domestik itu dapat menahan aksi beli investor. Di sisi lain, cadangan devisa menjelang akhir September juga diperkirakan menurun," katanya.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa meski masih terdapat beberapa sentimen negatif dari dalam negeri, namun pemerintah yang terus mengupayakan untuk mempercepat penyerapan anggaran belanja modal dalam mendorong pembangunan infrastruktur masih akan menjaga pasar saham domestik.
"Percepatan penyerapan akan mendongkrak perekonomian domestik, situasi itu yang masih menjadi harapan pasar ke depan," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 134,02 poin (0,62 persen) ke tingkat 21.890,95 dan indeks Straits Times menguat 11,15 poin (0,38 persen) ke posisi 2.893,25.
IHSG BEI dibuka naik 4,53 poin atau 0,10 persen menjadi 4.380,61. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 1,16 poin (0,16 persen) menjadi 737,18.
"Masih adanya aksi beli saham oleh investor membuat IHSG BEI bergerak menguat meski tipis, mayoritas bursa saham global yang bergerak di area positif juga menjadi salah satu faktor penopang IHSG," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa penguatan IHSG juga mendapat sentimen positif dari nilai tukar rupiah yang bergerak menguat terhadap dolar AS meski masih terbatas.
Kendati demikian, lanjut dia, laju IHSG masih dapat tertahan menyusul proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik yang masih dalam tren perlambatan.
Pemerintah yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2016 menjadi 5,3 persen dari sebelumnya 5,5 persen dapat mempengaruhi psikologis investor.
"Proyeksi ekonomi domestik itu dapat menahan aksi beli investor. Di sisi lain, cadangan devisa menjelang akhir September juga diperkirakan menurun," katanya.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa meski masih terdapat beberapa sentimen negatif dari dalam negeri, namun pemerintah yang terus mengupayakan untuk mempercepat penyerapan anggaran belanja modal dalam mendorong pembangunan infrastruktur masih akan menjaga pasar saham domestik.
"Percepatan penyerapan akan mendongkrak perekonomian domestik, situasi itu yang masih menjadi harapan pasar ke depan," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 134,02 poin (0,62 persen) ke tingkat 21.890,95 dan indeks Straits Times menguat 11,15 poin (0,38 persen) ke posisi 2.893,25.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: