New York (ANTARA News) - Nilai tukar dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan di New York Senin waktu setempat atau Selasa pagi WIB, ketika The Federal Reserve Amerika Serikat berada di jalur menaikkan suku bunga tahun ini sementara Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mungkin menerapkan stimulus lanjutan.

Indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, naik 1,11 persen menjadi 95,916 pada akhir perdagangan di New York.

Euro jatuh ke 1,1190 dolar AS dari 1,1351 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5496 dolar AS dari 1,5553 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia juga melemah, turun menjadi 0,7136 dolar AS dari 0,7218 dolar.

Dolar AS dibeli 120,60 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,83 yen dari sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9710 franc Swiss dari 0,9642 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3230 dolar Kanada dari 1,3171 dolar Kanada.

Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga tahun ini diakumulasikan saat beberapa pejabat The Fed menyatakan dukungan untuk meningkatkan suku bunga acuan pada akhir tahun.

Kepala Fed Bank of Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan pada Senin bahwa ia tetap yakin bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun ini, bahkan ketika gejolak pasar baru-baru ini mengangkat risiko terhadap prospek ekonomi dan inflasi.

Sementara Kepala Fed Bank of St. Louis, James Bullard, mengatakan bahwa "kasus untuk normalisasi kebijakan cukup kuat," bahkan setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pekan lalu.

Namun, Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa, Peter Praet, menegaskan bahwa bank siap untuk memodifikasi program pembelian obligasinya jika turbulensi ekonomi berlebihan, menurut laporan yang dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.A026)