Badak di Kalimantan terdeteksi
22 September 2015 02:34 WIB
ilustrasi Regenarasi Badak Afrika Badak putih bercula dua asal Afrika (Cerototherium simun) mengasuh anaknya di kawasan Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/6). ANTARA FOTO/M.Tohamaksun
Balikpapan (ANTARA News) - Keberadaan badak di Kalimantan terdeteksi di kawasan hutan produksi di dekat Kampung Besiq, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Badak itu terekam dalam foto dan video bahwa hewan itu bercula serta berkulit tebal tersebut, kata Direktur Konservasi World Wildlife Fund (WWF) Arnold Sitompul di Balikpapan, Senin.
"Dari foto-foto dan video ini, dari penampakannya, untuk sementara kita golongkan ke dalam spesies Dicerhorinus sumatrensis," katanya.
Dari perkiraan kasar sementara, jumlah hewan ini hidup di hutan tersebut tidak kurang dari 8 ekor.
Tim gabungan yang terdiri dari WWF (Dana Satwa Internasional/ lembaga swadaya masyarakat yang berkhidmat pada pelestarian hewan-hewan yang terancam punah), Yayasan Badak Indonesia, Universitas Mulawarman, Pemkab Kutai Barat dan Pemkab Mahakam Ulu, sepanjang akhir 2013 hingga awal 2014 melakukan survei di hutan-hutan di Kecamatan Damai.
Berdasarkan survei ini dilaporkan terlihat jejak badak. "Kami mendapati tapak kaki, bekas gesekan di batang pohon dan semak perdu yang patah," kata Arnold Sitompul.
Dari petunjuk-petunjuk itu tim memasang hingga 200 kamera jebak di seantero hutan di titik-titik yang diduga menjadi lokasi bagi badak lewat, minum, berkubang hingga buang air.
Cara ini membuahkan hasil. Sejumlah kamera menangkap gambar badan sedang mandi lumpur di kubangan di tengah hutan, minum di sungai ataupun hanya lewat di depan kamera.
"Saya bahkan bertemu langsung, dua kali," kata Sugeng, anggota tim survai.
Dari gambar yang didapatkan selama survai, yaitu jejak kaki berbagai ukuran, kemudian penampakan visual di kamera jebak, diduga kuat sekurangnya ada 8 badak bercula dua di rimba Kalimantan ini.
Dari jumlah itu, terindikasi pasti seekor betina dengan satu anaknya dan satu betina lainnya. Keberadaan jantan diindikasikan dari jejak tapak kaki selebar 23 centimeter (cm) yang dilihat tim survei.
"Seperti ini, ini betina yang kami kasih naman Naja, mengambil dari nama sungai tempat dia minum," kata Sugeng sambil menunjuk foto seekor badak berkubang.
Dari ukuran tubuhnya, diduga Naja berusia 6-8 tahun dan berbobot tak kurang dari 750 kilogram (kg).
Penemuan kembali badak di Kalimantan ini menggerakkan aksi penyelamatan terhadap satwa langka tersebut.
"Mari kita jaga dan lestarikan bersama," kata Bupati Kutai Barat Ismael Thomas.
Badak itu terekam dalam foto dan video bahwa hewan itu bercula serta berkulit tebal tersebut, kata Direktur Konservasi World Wildlife Fund (WWF) Arnold Sitompul di Balikpapan, Senin.
"Dari foto-foto dan video ini, dari penampakannya, untuk sementara kita golongkan ke dalam spesies Dicerhorinus sumatrensis," katanya.
Dari perkiraan kasar sementara, jumlah hewan ini hidup di hutan tersebut tidak kurang dari 8 ekor.
Tim gabungan yang terdiri dari WWF (Dana Satwa Internasional/ lembaga swadaya masyarakat yang berkhidmat pada pelestarian hewan-hewan yang terancam punah), Yayasan Badak Indonesia, Universitas Mulawarman, Pemkab Kutai Barat dan Pemkab Mahakam Ulu, sepanjang akhir 2013 hingga awal 2014 melakukan survei di hutan-hutan di Kecamatan Damai.
Berdasarkan survei ini dilaporkan terlihat jejak badak. "Kami mendapati tapak kaki, bekas gesekan di batang pohon dan semak perdu yang patah," kata Arnold Sitompul.
Dari petunjuk-petunjuk itu tim memasang hingga 200 kamera jebak di seantero hutan di titik-titik yang diduga menjadi lokasi bagi badak lewat, minum, berkubang hingga buang air.
Cara ini membuahkan hasil. Sejumlah kamera menangkap gambar badan sedang mandi lumpur di kubangan di tengah hutan, minum di sungai ataupun hanya lewat di depan kamera.
"Saya bahkan bertemu langsung, dua kali," kata Sugeng, anggota tim survai.
Dari gambar yang didapatkan selama survai, yaitu jejak kaki berbagai ukuran, kemudian penampakan visual di kamera jebak, diduga kuat sekurangnya ada 8 badak bercula dua di rimba Kalimantan ini.
Dari jumlah itu, terindikasi pasti seekor betina dengan satu anaknya dan satu betina lainnya. Keberadaan jantan diindikasikan dari jejak tapak kaki selebar 23 centimeter (cm) yang dilihat tim survei.
"Seperti ini, ini betina yang kami kasih naman Naja, mengambil dari nama sungai tempat dia minum," kata Sugeng sambil menunjuk foto seekor badak berkubang.
Dari ukuran tubuhnya, diduga Naja berusia 6-8 tahun dan berbobot tak kurang dari 750 kilogram (kg).
Penemuan kembali badak di Kalimantan ini menggerakkan aksi penyelamatan terhadap satwa langka tersebut.
"Mari kita jaga dan lestarikan bersama," kata Bupati Kutai Barat Ismael Thomas.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: