Luhut imbau pemda bangun pabrik rumput laut
21 September 2015 03:08 WIB
ilustrasi Produksi Rumput Laut Turun Seorang petani menunjukkan bibit rumput laut jenis Spinosum di lokasi budidaya desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (1/4). Produksi rumput laut di desa tersebut turun drastis pasca meledaknya anjungan minyak Montara di Blok Atlas Barat Timor Laut pada 21 Agustus 2009. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Baa (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut B. Pendjaitan mengimbau kepada pemerintah daerah Kabupaten Rote Ndao, NTT untuk membangun pabrik pengolahan rumput laut di daerah tersebut.
"Rumput laut di daerah inikan, kualitasnya sangat bagus. Dari pada harus dikirim ke luar pulau ini lebih baik dibangun pabrik pengolahan sehingga membantu meningkatkan perekonomian di sini," katanya usai membuka kegiatan Sidang Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Baa Kabupaten Rote Ndao, Minggu.
Ia sendiri menilai dengan kualitas yang sangat bagus serta keuletan petani rumput laut di pulau terselatan NKRI tersebut dalam membudidayakan rumput laut akan memberikan tambahan dalam peningkatan perekonomian.
Apalagi menurut Luhut harga jual dari rumput laut itu sendiri sudah melambung tinggi yang saat ini diperkirakan bisa mencapai Rp12.000/Kg.
"Di samping itu manfaat dari penggunaan rumput laut itu juga sangat banyak, baik itu untuk kesehatan dan bahan makanan juga bisa. Nanti saya coba minta samplenya agar nanti saya bisa menunjukkan kepada beberapa pengusaha di Jakarta. Siapa tahu mereka mau membantu membuka pabrik di sini, " tuturnya.
Menanggapi masalah pembangunan pabrik tersebut Bupati Rote Ndao mengatakan memang saat ini pengolahan rumput laut di daerah Rote sedang berkembang, namun sayangnya sampai saat ini belum ada investor yang melirik untuk membuat pabrik di pulau tersebut.
"Tiap tahun ada sekitar 20 ton rumput laut yang kami peroleh dari hasil panen. Memang saat ini belum ada investor yang datang. Tetapi kalau dalam hal garam saat ini sudah ada investor yang lagi mempersiapkan untuk membangun pabrik pengolahan garam di sini," ujarnya.
Namun Haning mengatakan akan berusaha agar kedepannya ada investor yang datang ke daerah untuk membuka pabrik pengelolahan tersebut.
Di samping terkait rumput laut, penerima penghargaan Adimakayasa yang terhormat di Akademi Militer ini juga terkesan dengan pariwisata di pulau tersebut.
"Tadi saat terbang dari atas saya terkagum-kagum dengan pulau-pulau kecil serta pantainya pulau ini, jadi saya rasa ke depannya pariwisata di sini terus di pertahankan," ujarnya.
Sebab lanjutnya, Presiden Joko Widodo sendiri telah menyampaikan agar di tahun 2019 nanti di harapkan agar daerah pariwisata bisa menjadi sektor yang membantu peningkatan perekonomian tiap daerah khususnya.
(K010/A029)
"Rumput laut di daerah inikan, kualitasnya sangat bagus. Dari pada harus dikirim ke luar pulau ini lebih baik dibangun pabrik pengolahan sehingga membantu meningkatkan perekonomian di sini," katanya usai membuka kegiatan Sidang Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di Baa Kabupaten Rote Ndao, Minggu.
Ia sendiri menilai dengan kualitas yang sangat bagus serta keuletan petani rumput laut di pulau terselatan NKRI tersebut dalam membudidayakan rumput laut akan memberikan tambahan dalam peningkatan perekonomian.
Apalagi menurut Luhut harga jual dari rumput laut itu sendiri sudah melambung tinggi yang saat ini diperkirakan bisa mencapai Rp12.000/Kg.
"Di samping itu manfaat dari penggunaan rumput laut itu juga sangat banyak, baik itu untuk kesehatan dan bahan makanan juga bisa. Nanti saya coba minta samplenya agar nanti saya bisa menunjukkan kepada beberapa pengusaha di Jakarta. Siapa tahu mereka mau membantu membuka pabrik di sini, " tuturnya.
Menanggapi masalah pembangunan pabrik tersebut Bupati Rote Ndao mengatakan memang saat ini pengolahan rumput laut di daerah Rote sedang berkembang, namun sayangnya sampai saat ini belum ada investor yang melirik untuk membuat pabrik di pulau tersebut.
"Tiap tahun ada sekitar 20 ton rumput laut yang kami peroleh dari hasil panen. Memang saat ini belum ada investor yang datang. Tetapi kalau dalam hal garam saat ini sudah ada investor yang lagi mempersiapkan untuk membangun pabrik pengolahan garam di sini," ujarnya.
Namun Haning mengatakan akan berusaha agar kedepannya ada investor yang datang ke daerah untuk membuka pabrik pengelolahan tersebut.
Di samping terkait rumput laut, penerima penghargaan Adimakayasa yang terhormat di Akademi Militer ini juga terkesan dengan pariwisata di pulau tersebut.
"Tadi saat terbang dari atas saya terkagum-kagum dengan pulau-pulau kecil serta pantainya pulau ini, jadi saya rasa ke depannya pariwisata di sini terus di pertahankan," ujarnya.
Sebab lanjutnya, Presiden Joko Widodo sendiri telah menyampaikan agar di tahun 2019 nanti di harapkan agar daerah pariwisata bisa menjadi sektor yang membantu peningkatan perekonomian tiap daerah khususnya.
(K010/A029)
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: