Jakarta (ANTARA News) - Berbeda dari film kebanyakan, Gila Jiwa memiliki satu cerita utuh dengan balutan lima genre yang berbeda yakni action, komedi, horor, musikal dan drama.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya film Gila Jiwa telah rampung diproduksi dan kini tengah memasuki masa post produksi.

"Film ini merupakan proyek dua tahun. Ini adalah karya, karena karya tidak akan pernah selesai. Insha Allah filmnya sangat menarik," kata Faransyah Agung Jaya, Eksekutif Produser Gila Jiwa, di Jakarta, Minggu.

Menariknya, film Gila Jiwa disutradarai oleh lima orang yang mengawal lima genre berbeda. Kelima sutradara film tersebut antara lain Ria Irawan, Ade Paloh, Aming, Julia Perez dan Afgan Syahreza.

Tidak hanya itu, Gila Jiwa juga didukung oleh aktor dan aktris ternama Indonesia seperti Tya Arifin, Dea Annisa, Fauzi Baadila, Ayu Shita, Aimes Saras, Mongol, Agus Kuncoro, Trio Macan, Lukman Sardi, Tio Pakusadewo, Vicky Burki, Andre Hehanusa dan Ade Irawan.

Film Gila Jiwa mengangkat kisah empat orang remaja yang terobsesi menjadi pembuat film dengan alur dan cerita yang anti-mainstream dibanding dengan film Indonesia kebanyakan.

Empat orang remaja itu adalah Omo (Hery Purnomo), Alex (Jovial Da Lopez), Ruben (Joshua Suherman) dan Dea (Shadira Marini).

Omo terobsesi menjadi aktor sekaligus produser, Alex ingin menjadi seorang pembuat film handal dengan gaya tutur cerita anti mainstream, Ruben memiliki obsesi dengan kebebasan berekspresi dan primadona dalam film, sementara Dea terobsesi ingin menulis cerita yang selalu diawali dan diakhiri dengan cinta.

Cerita berawal ketika keempat remaja itu sedang berkumpul di sebuah kedai untuk membuat ide cerita, alur dan naskah dari film yang ingin mereka buat.

Di kedai itu mereka bertemu dengan seorang produser (Andre Hehanusa), yang memicu keempatnya untuk membuat sebuah film action yang bercerita tentang super diva (Julia Perez) dan pemeran penggantinya (Tya Arifin).

Di kedai tersebut keempat remaja itu juga terinspirasi untuk membuat film komedi yang menceritakan seorang anak laki-laki (Hery Purnomo) yang dipaksa oleh ibunya (Tio Pakusadewo) untuk bertingkah laku seperti anak perempuan.

Dalam perjalanan meninggalkan kedai, mereka bertemu dengan seorang gadis yang menjatuhkan buku mantra. Selanjutnya, buku tersebut menginspirasi mereka untuk membuat film horor dengan tema permainan darah perawan.

Cerita berlanjut dengan khayalan Ruben (Joshua Suherman) mengenai sebuah film dengan konsep kebebasan berekspresi yang dituangkan dalam film musikal yang bertema bullying di sekolah.

Khayalan Ruben berakhir ketika dia terbangun dari mimpinya. Apa yang terjadi setelah Ruben membuka mata? Lalu, bagaimana dengan konsep film drama karya keempat remaja tersebut? Saat ini Gila Jiwa dalam tahap penyelesaian. Film tersebut direncanakan akan tayang di bioskop pada awal 2016.

Film Gila Jiwa sendiri merupakan gagasan dari Ria Irawan sebagai bentuk 40 tahun dedikasinya terhadap dunia perfilman nasional.