BNPB : jarak pandang buruk meski hotspot berkurang
19 September 2015 02:33 WIB
Kebakaran Hutan Di Lahat Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat diambil dari Helikopter MI8 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lahat, Sumatera Selatan, Jumat (18/9). Puluhan hektar hutan di kawasan tersebut habis terbakar karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi) ()
Jakarta (ANTARA News) - Jumlah titik panas (hotspot) berkurang dibandingkan seminggu terakhir meski asap sisa kebakaran hutan dan lahan masih cukup pekat sehingga menyebabkan jarak pandang yang buruk, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
"Kualitas udara rata-rata tidak sehat," kata Sutopo saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan pembakaran hutan dan lahan masih berlangsung di Sumatera dan Kalimantan sehingga asap tetap banyak di udara.
Satelit Terra Aqua, kata dia, mendeteksi 471 hotspot di Sumatera dan 398 hotpsot di Kalimantan pada Jumat. Hotspot di Sumatera tersebar di Jambi 166, Sumatera Selatan 148, Riau 116, Sumatera Barat 25, Bengkulu 10, Lampung 2 dan Sumatera Utara 4.
Terpantau kebakaran besar terjadi di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin, Sumsel dengan asap tebal yang menyebar ke Jambi dari Riau.
Sutopo mengatakan kebakaran besar juga terjadi di Muaro Jambi sehingga memproduksi asap pekat. Akumulasi asap dari tiga provinsi yaitu di Sumsel, Jambi dan Riau menyebabkan jarak pandang terus memburuk. Jarak pandang di Pekanbaru 500 meter, Dumai 300 meter, Pelalawan 200 meter, Jambi 200 meter dan Palembang 1 kilometer.
Hal yang sama, lanjut dia, juga terjadi di Kalimantan. Hotspot tersebar di Kalimantan Barat 33, Kalimantan Selatan 133, Kalimantan Tengah 190, Kalimantan Timur 42. Jarak pandang di Pontianak 400 meter, Ketapang 500 meter, Pangkalan Bun 700 meter, Nanga Pinoh 200 meter, Sampit 500 meter, Palangkaraya 300 meter, Muara Teweh 1.000 meter, Sanggu-Buntok 100 meter dan Banjarmasin 200 meter.
"Kualitas udara rata-rata sedang hingga berbahaya," kata Sutopo.
Sebaran asap di Sumatera makin sempit seperti di sebagian Sumsel, Jambi dan Riau. Asap sudah tidak menyebar hingga Selat Malaka, Malaysia dan Singapura. Sedangkan di Kalimantan, asap menyebar hingga Serawak bagian barat.
Hampir 80 persen wilayah Kalimantan, kata dia, tertutup asap.
Soal aktivitas belajar mengajar di sejumlah lembaga pendidikan, sebagian sekolah masih banyak yang diliburkan seperti di Kalteng, Riau dan Jambi.
Tiga provinsi, kata dia, telah menetapkan tanggap darurat yaitu Riau, Jambi dan Kalteng. Sedangkan Sumsel, Kalbar, Kalsel masih siaga darurat. Upaya pemadaman dan penegakan hukum terus dilakukan oleh ribuan aparat.
"Namun kebakaran masih berlangsung. Ada pembakaran baru, ada juga sisa kebakaran yang sebelumnya sudah padam tapi terbakar kembali," katanya.
"Kualitas udara rata-rata tidak sehat," kata Sutopo saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan pembakaran hutan dan lahan masih berlangsung di Sumatera dan Kalimantan sehingga asap tetap banyak di udara.
Satelit Terra Aqua, kata dia, mendeteksi 471 hotspot di Sumatera dan 398 hotpsot di Kalimantan pada Jumat. Hotspot di Sumatera tersebar di Jambi 166, Sumatera Selatan 148, Riau 116, Sumatera Barat 25, Bengkulu 10, Lampung 2 dan Sumatera Utara 4.
Terpantau kebakaran besar terjadi di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin, Sumsel dengan asap tebal yang menyebar ke Jambi dari Riau.
Sutopo mengatakan kebakaran besar juga terjadi di Muaro Jambi sehingga memproduksi asap pekat. Akumulasi asap dari tiga provinsi yaitu di Sumsel, Jambi dan Riau menyebabkan jarak pandang terus memburuk. Jarak pandang di Pekanbaru 500 meter, Dumai 300 meter, Pelalawan 200 meter, Jambi 200 meter dan Palembang 1 kilometer.
Hal yang sama, lanjut dia, juga terjadi di Kalimantan. Hotspot tersebar di Kalimantan Barat 33, Kalimantan Selatan 133, Kalimantan Tengah 190, Kalimantan Timur 42. Jarak pandang di Pontianak 400 meter, Ketapang 500 meter, Pangkalan Bun 700 meter, Nanga Pinoh 200 meter, Sampit 500 meter, Palangkaraya 300 meter, Muara Teweh 1.000 meter, Sanggu-Buntok 100 meter dan Banjarmasin 200 meter.
"Kualitas udara rata-rata sedang hingga berbahaya," kata Sutopo.
Sebaran asap di Sumatera makin sempit seperti di sebagian Sumsel, Jambi dan Riau. Asap sudah tidak menyebar hingga Selat Malaka, Malaysia dan Singapura. Sedangkan di Kalimantan, asap menyebar hingga Serawak bagian barat.
Hampir 80 persen wilayah Kalimantan, kata dia, tertutup asap.
Soal aktivitas belajar mengajar di sejumlah lembaga pendidikan, sebagian sekolah masih banyak yang diliburkan seperti di Kalteng, Riau dan Jambi.
Tiga provinsi, kata dia, telah menetapkan tanggap darurat yaitu Riau, Jambi dan Kalteng. Sedangkan Sumsel, Kalbar, Kalsel masih siaga darurat. Upaya pemadaman dan penegakan hukum terus dilakukan oleh ribuan aparat.
"Namun kebakaran masih berlangsung. Ada pembakaran baru, ada juga sisa kebakaran yang sebelumnya sudah padam tapi terbakar kembali," katanya.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: