Kroasia sudah tak bisa terima lebih banyak pendatang
18 September 2015 01:12 WIB
Ilustrasi. Imigran Suriah berjalan di Makedonia dekat perbatasan Yunani, Rabu (17/6/15). Hungaria mengumumkan rencananya untuk membangun pagar setinggi empat meter sepanjang perbatasan mereka dengan Serbia untuk membendung aliran imigran ilegal. Puluhan ribu imigran memasuki Eropa melalui Balkan dari Timur Tengah dan Afrika. (REUTERS/Ognen Teofilovski)
Tovarnik, Kroasia (ANTARA News) - Kroasia mengatakan, Kamis, sudah tidak bisa menerima lebih banyak pendatang di tengah kekacauan saat polisi antihuru-hara berupaya mengendalikan ribuan orang, yang mengalir ke negara anggota Uni Eropa itu dari Serbia.
Menteri Dalam Negeri Ranko Ostojic mengatakan Kroasia akan memberi pendatang perlindungan ke pusat penerimaan di sekitar ibu kota, Zagreb, namun yang tidak meminta suka akan dianggap sebagai pendatang gelap. Ia mengatakan sudah 6.500 orang masuk dalam 24 jam belakangan, lapor Reuters.
"Kroasia tidak akan bisa menerima lebih banyak orang," kata Ostojic kepada para wartawan di kota Tovarnik di perbatasan timur Kroasia dengan Serbia.
"Ketika kami katakan bahwa jalur-jalur sudah disiapkan, maksud kami adalah jalur dari Tovarnik ke Zagreb," tambahnya. Ia menyiratkan bahwa Kroasia tidak akan membiarkan para migran dengan mudahnya meneruskan perjalanan ke arah utara ke Slovenia.
(Uu.T008)
Menteri Dalam Negeri Ranko Ostojic mengatakan Kroasia akan memberi pendatang perlindungan ke pusat penerimaan di sekitar ibu kota, Zagreb, namun yang tidak meminta suka akan dianggap sebagai pendatang gelap. Ia mengatakan sudah 6.500 orang masuk dalam 24 jam belakangan, lapor Reuters.
"Kroasia tidak akan bisa menerima lebih banyak orang," kata Ostojic kepada para wartawan di kota Tovarnik di perbatasan timur Kroasia dengan Serbia.
"Ketika kami katakan bahwa jalur-jalur sudah disiapkan, maksud kami adalah jalur dari Tovarnik ke Zagreb," tambahnya. Ia menyiratkan bahwa Kroasia tidak akan membiarkan para migran dengan mudahnya meneruskan perjalanan ke arah utara ke Slovenia.
(Uu.T008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: