Beirut (ANTARA News) - Setidaknya 53 orang tewas dalam serangan udara oleh pasukan pemerintah Suriah di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Kota Aleppo bagian utara pada Rabu dan Kamis, kata lembaga pemantau yang berpusat di Inggris.

Juru bicara lembaga penyelamatan di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Aleppo menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak lebih dari 60 orang --semuanya warga sipil-- di saat pasukan pemerintah dan pemberontak terlibat dalam pertempuran sengit di kota yang terpecah itu.

Lima belas anak berada di antara mereka yang tewas, kata lembaga pemantau di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak-hak Manusia.

Setidaknya dua dari serangan itu, yang terdiri dari serangan udara oleh pesawat-pesawat tempur dan serangan bom gentong dari helikoter, mengenai pasar-pasar di kota itu, kata juru bicara lembaga penyelamatan, Khalid Khatib, kepada Reuters melalui layanan pesan Internet.

"Situasi di Aleppo seperti bencana. Sebagian besar daerah benar-benar hancur," ujarnya. Ia menggambarkan bahwa gedung-gedung bertingkat lima runtuh terkena serangan udara dan orang-orang berlarian dari daerah tersebut.

Pejabat-pejabat Suriah belum dapat dimintai komentar.

Pengeboman oleh pasukan pemerintah itu terjadi setelah para pemberontak mengebomi tiga wilayah yang dikuasai pemerintah di bagian barat kota itu hingga menewaskan setidaknya 38 orang, termasuk 18 anak-anak, pada Selasa, kata Observatorium.

Seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu mengatakan 1 juta orang lagi kemungkinan harus mengungsi di Suriah pada akhir tahun ini. Pejabat tersebut menyatakan kekhawatiran, terutama, pada eksodus orang-orang dari Aleppo dan kota selatan Deraa sementara pertepuran meningkat di wilayah-wilayah itu.

Perang saudara empat tahun di Suriah sudah menewaskan sekitar 250.000 orang dan membuat lebih dari 11 juta orang kehilangan tempat tinggal dan 7,6 juta lainnya berpindah di Suriah.
(Uu.T008)