Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyatakan, desakan agar dilakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar belum diperlukan dan belum mendesak.
"Munaslub Partai Golkar belum mendesak karena masih ada proses hukum dan belum inkrah. Kalau sekarang dipaksakan Munaslub, pertanyaannya siapa yang menyelenggarakan Munaslub tersebut? Karena dalam AD/ART partai jelas tertulis bahwa penyelenggara Munas/Munaslub/Munasus adalah DPP," kata Bambang dalam rilis yang diterima ANTARA News, Jakarta, Kamis.
Jadi, sambungnya, alih-alih memberikan solusi, gagasan Munaslub malah bisa melahirkan masalah baru dan berpotensi membelah Partai Golkar lagi menjadi tiga kubu.
"Munaslub yang dipaksakan itu jelas bukan solusi. Menurut saya, sebaiknya pihak atau kelompok yang mewacanakan Munaslub itu sebaiknya bersabar dan menahan diri. Kecuali memang tujuannya ingin menghancurkan Partai Golkar sehancur-hancurnya," ujar Bendahara Umum Partai Golkar itu.
Memainkan manuver Munaslub, sebutnya, bisa dibaca sebagai cermin kepanikan dari pihak yang bakal kalah di MA. Sabar dan menahan diri dari syawat politik hingga keputusan inkrah di MA jauh lebih baik.
"Karena siapapun tahu, siapa sesungguhnya yang dijadikan kuda troya kekuasaan untuk mencabik-cabik Partai Golkar. Wacana Munaslub, saya pastikan tidak akan laku," terangnya.
Oleh karenanya, ia berpesan, sebaiknya semua pihak menahan diri dan tidak perlu bermanuver dengan mewacanakan Munaslub.
"Jangan mimpi di siang bolong bisa menggelar Munaslub Golkar. Tunggu saja proses hukum di MA selesai. Jangan karena panik karena takut kalah lalu bermanuver adakan Munaslub. Menang atau kalah itu biasa. Hadapilah kenyataan dengan jiwa besar. Janganlah partai Golkar yang sudah babak belur ini dihancurkan lagi hanya untuk sekedar bertahan menjadi petinggi partai," demikian Bambang Soesatyo.
Munaslub Partai Golkar belum mendesak
17 September 2015 15:52 WIB
Bambang Soesatyo (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015
Tags: