Wali Kota Pekanbaru kunjungi Tiongkok saat darurat asap
16 September 2015 23:16 WIB
Jarak Pandang Berbahaya Sejumlah pekerja memperbaiki pembatas jalan ketika kabut asap pekat menyelimuti Kabupaten Siak, Riau, Selasa (15/9). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan asap kebakaran lahan dan hutan menurunkan jarak pandang di sebagian wilayah Riau hingga tinggal menyisakan 50 meter hingga 700 meter, sehingga berbahaya bagi transportasi darat dan udara. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru (ANTARA News) - Keputusan Wali Kota Pekanbaru Firdaus melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok saat Riau mengalami darurat pencemaran udara akibat asap kebakaran lahan dan hutan, menuai kritikan dari sejumlah legislator dan pemuka masyarakat.
"Kita sangat sayangkan keberangkatan Wali Kota ke Tiongkok. Dia seharusnya hadir di tengah masyarakat untuk mencari solusi agar masyarakat tidak terkena asap terus-menerus," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Zulfan Hafiz kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.
Ia menilai keputusan Wali Kota (Wako) Pekanbaru ke Tiongkok bukan merupakan hal yang mendesak, dan bisa ditunda di tengah kepentingan masyarakat Pekanbaru yang sebagian besar menderita akibat polusi asap kebakaran. Sebabnya, dampak asap yang mencapai level sangat berbahaya berdampak pada aktivitas sekolah yang kini lumpuh, dan ribuan warga sakit karena terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
"Kita sedang kondisi darurat sekarang, namun pemimpinnya terkesan meninggalkan warganya. Ini sangat tidak etis," kata Zulfan.
Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru, Said Usman Abdullah mengatakan seharusnya Wako Pekanbaru membatalkan kunjungan ke Tiongkok dan mencari solusi untuk meringankan penderitaan masyarakat dari dampak asap.
"Banyak yang bisa dilakukan Wali Kota Pekanbaru, misalnya mengaktifkan seluruh Puskesmas yang ada di Pekanbaru untuk melayani masyarakat 24 jam untuk menangani penyakit yang disebabkan asap. Karena saat ini kita lihat Puskesmas maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya cepat tutup," kata Said Usman.
Kritikan juga datang dari Ketua Harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar yang menilai Wali Kota Pekanbaru kurang peka terhadap penderitaan masyarakat saat masa darurat asap.
Menurut dia, hanya ada dua alasan untuk meninggalkan Pekanbaru dan Riau pada umumnya saat darurat asap seperti sekarang. Pertama, pemimpin itu pergi untuk mencari solusi tempat warga untuk mengungsi karena dialah yang paling bertanggung jawab atas kondisi warga.
Alasan kedua, alasan pemimpin bisa pergi dari Pekanbaru adalah untuk mencari solusi ke tempat lain agar bagaimana warga bisa segera terselamatkan dari bahaya kabut asap.
"Tapi kalau pergi karena alasan lain, ini sangat keterlaluan. Riau saat ini kena petaka kabut asap. Ini pemimpinnya pergi enak-enakan. Ini sudah melukai hati kita semua," tegas Al Azhar.
Menanggapi kritikan tersebut, Humas Pemko Pekanbaru Alex Kurniawan menyebutkan kepergian Wali Kota Pekanbaru Firdaus ke Tiongkok untuk mendorong investasi daerah. "Pak Wali ke China (Tiongkok) untuk merayu investor akan menanamkan modal di Pekanbaru. Rencananya paling lama lima hari di sana," katanya.
Ia menambahkan, kepergian Wali Kota Pekanbaru adalah atas undangan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Bapak (Wako Pekanbaru) dapat undangan, jadi berangkat," kata Alex Kurniawan.
"Kita sangat sayangkan keberangkatan Wali Kota ke Tiongkok. Dia seharusnya hadir di tengah masyarakat untuk mencari solusi agar masyarakat tidak terkena asap terus-menerus," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Zulfan Hafiz kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.
Ia menilai keputusan Wali Kota (Wako) Pekanbaru ke Tiongkok bukan merupakan hal yang mendesak, dan bisa ditunda di tengah kepentingan masyarakat Pekanbaru yang sebagian besar menderita akibat polusi asap kebakaran. Sebabnya, dampak asap yang mencapai level sangat berbahaya berdampak pada aktivitas sekolah yang kini lumpuh, dan ribuan warga sakit karena terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
"Kita sedang kondisi darurat sekarang, namun pemimpinnya terkesan meninggalkan warganya. Ini sangat tidak etis," kata Zulfan.
Anggota Komisi IV DPRD Pekanbaru, Said Usman Abdullah mengatakan seharusnya Wako Pekanbaru membatalkan kunjungan ke Tiongkok dan mencari solusi untuk meringankan penderitaan masyarakat dari dampak asap.
"Banyak yang bisa dilakukan Wali Kota Pekanbaru, misalnya mengaktifkan seluruh Puskesmas yang ada di Pekanbaru untuk melayani masyarakat 24 jam untuk menangani penyakit yang disebabkan asap. Karena saat ini kita lihat Puskesmas maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya cepat tutup," kata Said Usman.
Kritikan juga datang dari Ketua Harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Al Azhar yang menilai Wali Kota Pekanbaru kurang peka terhadap penderitaan masyarakat saat masa darurat asap.
Menurut dia, hanya ada dua alasan untuk meninggalkan Pekanbaru dan Riau pada umumnya saat darurat asap seperti sekarang. Pertama, pemimpin itu pergi untuk mencari solusi tempat warga untuk mengungsi karena dialah yang paling bertanggung jawab atas kondisi warga.
Alasan kedua, alasan pemimpin bisa pergi dari Pekanbaru adalah untuk mencari solusi ke tempat lain agar bagaimana warga bisa segera terselamatkan dari bahaya kabut asap.
"Tapi kalau pergi karena alasan lain, ini sangat keterlaluan. Riau saat ini kena petaka kabut asap. Ini pemimpinnya pergi enak-enakan. Ini sudah melukai hati kita semua," tegas Al Azhar.
Menanggapi kritikan tersebut, Humas Pemko Pekanbaru Alex Kurniawan menyebutkan kepergian Wali Kota Pekanbaru Firdaus ke Tiongkok untuk mendorong investasi daerah. "Pak Wali ke China (Tiongkok) untuk merayu investor akan menanamkan modal di Pekanbaru. Rencananya paling lama lima hari di sana," katanya.
Ia menambahkan, kepergian Wali Kota Pekanbaru adalah atas undangan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Bapak (Wako Pekanbaru) dapat undangan, jadi berangkat," kata Alex Kurniawan.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: