"Sebanyak 10 ekor sapi akan kita distribusikan di Langsa. Sebagian ekor sapi untuk para pengungsi Rohingya di Langsa. Sedangkan sebagian lainnya untuk masyarakat lokal setempat," kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta pada Rabu.
Ahmad menjelaskan, Langsa merupakan satu dari ratusan kota dan kabupaten yang menjadi sasaran distribusi program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa. Tahun ini, Dompet Dhuafa menargetkan setidaknya mendistribusikan kurban ke 17 provinsi di seluruh Indonesia, di 182 kota/kabupaten, 469 kecamatan, dan 1.166 desa.
"Daerah-daerah penerima penyaluran hewan kurban THK Dompet Dhuafa mayoritas masyarakatnya tinggal di pelosok-pelosok Nusantara, rawan gizi, terbelakang, miskin, daerah yang terkena bencana dan kerusuhan, wilayah berbatasan dengan negara tetangga, kawasan dalam pegunungan, pesisir pantai, hingga pulau terluar dalam negeri ini," kata Ahmad.
Daerah-daerah di Nusantara yang menjadi wilayah distribusi THK lainnya antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, NTT, dan Papua.
"Program THK Dompet Dhuafa bergulir sejak 1994 dan kini memasuki penyelenggaran kali ke 23 di tahun ini. Program ini menjadi puncak panen para peternak lokal mitra pemberdayaan Dompet Dhuafa. Sebab, pasokan ternak program THK berasal dari 49 mitra pemberdayaan Dompet Dhuafa di seluruh Indonesia,” kata Ahmad.
Program Dompet Dhuafa untuk Rohingya Sejak kedatangan pengungsi Rohingya empat bulan lalu di Indonesia, Dompet Dhuafa turut merespon cepat dengan menghadirkan berbagai program. Program yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa yakni pemberian bantuan barang berupa pakaian, peratan alat kebersihan, alat belajar, alat perlengkapan salat dan mengaji, dan mainan edukatif anak-anak.
"Kami juga memfasilitasi sarana pendidikan bagi anak-anak Rohingya melalui School for Refugees. Melalui aktivitas tersebut, para anak pengungsi Rohingya mendapatkan pula program trauma healing," kata Ahmad.
Lewat sarana pendidikan pula, Dompet Dhuafa memfasilitasi anak-anak Rohingya untuk mengenal lingkup Negara Indonesia, seperti pembelajaran bahasa Indonesia.
Ahmad menjelaskan, Langsa merupakan satu dari ratusan kota dan kabupaten yang menjadi sasaran distribusi program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa. Tahun ini, Dompet Dhuafa menargetkan setidaknya mendistribusikan kurban ke 17 provinsi di seluruh Indonesia, di 182 kota/kabupaten, 469 kecamatan, dan 1.166 desa.
"Daerah-daerah penerima penyaluran hewan kurban THK Dompet Dhuafa mayoritas masyarakatnya tinggal di pelosok-pelosok Nusantara, rawan gizi, terbelakang, miskin, daerah yang terkena bencana dan kerusuhan, wilayah berbatasan dengan negara tetangga, kawasan dalam pegunungan, pesisir pantai, hingga pulau terluar dalam negeri ini," kata Ahmad.
Daerah-daerah di Nusantara yang menjadi wilayah distribusi THK lainnya antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, NTT, dan Papua.
"Program THK Dompet Dhuafa bergulir sejak 1994 dan kini memasuki penyelenggaran kali ke 23 di tahun ini. Program ini menjadi puncak panen para peternak lokal mitra pemberdayaan Dompet Dhuafa. Sebab, pasokan ternak program THK berasal dari 49 mitra pemberdayaan Dompet Dhuafa di seluruh Indonesia,” kata Ahmad.
Program Dompet Dhuafa untuk Rohingya Sejak kedatangan pengungsi Rohingya empat bulan lalu di Indonesia, Dompet Dhuafa turut merespon cepat dengan menghadirkan berbagai program. Program yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa yakni pemberian bantuan barang berupa pakaian, peratan alat kebersihan, alat belajar, alat perlengkapan salat dan mengaji, dan mainan edukatif anak-anak.
"Kami juga memfasilitasi sarana pendidikan bagi anak-anak Rohingya melalui School for Refugees. Melalui aktivitas tersebut, para anak pengungsi Rohingya mendapatkan pula program trauma healing," kata Ahmad.
Lewat sarana pendidikan pula, Dompet Dhuafa memfasilitasi anak-anak Rohingya untuk mengenal lingkup Negara Indonesia, seperti pembelajaran bahasa Indonesia.
Bagi pengungsi dewasa, mereka diberikan bekal seperti pelatihan kerajinan tangan atau ayaman hingga pembuatan jala ikan yang merupakan profesi sebagian besar dari Rohingya yakni nelayan.
Ahmad menuturkan, rencana ke depan, Dompet Dhuafa akan membangun sekolah dengan model semi permanen di Kecamatan Gampung Timbang Langsa, Kota Langsa. Pembangunan sekolah yang akan dimulai awal Oktober tersebut merupakan kerja sama Dompet Dhuafa dengan Pemerintah Kota Langsa.
"Atas nama kemanusiaan, para pengungsi Rohingya layak dibantu. Mereka juga memenuhi syarat sebagai penerima manfaat atas zakat, infak, dan sedekah," kata Ahmad.
Salah satu pengungsi Rohingya bernama Rukiyah, yang sudah empat bulan lebih mengungsi, mengaku senang dibantu oleh masyarakat Indonesia.
"Bagus. Makan Bagus. Senang," kata Rukiyah dengan bahasa Indonesia terbata-bata. Namun, saat ditanya apakah ingin kembali ke negara asalnya, Myanmar, ia menjawab tidak mau. Ia menegaskan lebih baik memilih hidup di Indonesia atau di mana pun asal tidak kembali ke Myanmar.
"Atas nama kemanusiaan, para pengungsi Rohingya layak dibantu. Mereka juga memenuhi syarat sebagai penerima manfaat atas zakat, infak, dan sedekah," kata Ahmad.
Salah satu pengungsi Rohingya bernama Rukiyah, yang sudah empat bulan lebih mengungsi, mengaku senang dibantu oleh masyarakat Indonesia.
"Bagus. Makan Bagus. Senang," kata Rukiyah dengan bahasa Indonesia terbata-bata. Namun, saat ditanya apakah ingin kembali ke negara asalnya, Myanmar, ia menjawab tidak mau. Ia menegaskan lebih baik memilih hidup di Indonesia atau di mana pun asal tidak kembali ke Myanmar.