Satelit pantau 273 titik panas di Sumatera
16 September 2015 14:44 WIB
Sejumlah siswa sekolah dasar (SD) menggunakan masker saat upacara di sekolah mereka, SD 03 Koto Tuo Pulutan, Kab.Limapuluhkota, Sumatera Barat, Senin (14/9). Pemkab setempat sudah membagikan 180 ribu masker yang diprioritaskan kepada anak-anak untuk mengantisipasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), menyusul kabut asap yang membuat penderita penyakit itu meningkat dari 260 orang pekan lalu, menjadi 290 orang. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta (ANTARA News) - Pada Selasa (15/9) satelit Terra dan Aqua memantau adanya 273 titik panas di wilayah Sumatera dan 243 titik di Kalimantan.
"Titik panas paling banyak di Sumatera. Satelit menunjukkan bahwa warna merah besar di layar kita memastikan itu titik api," kata Kepala Bidang Informasi dan Meteorologi Publik BMKG Fachri Rajab di Jakarta, Rabu.
Jumlah titik panas yang terpantau di Sumatera kemarin sudah berkurang dibandingkan pantauan sensor modis satelit Terra dan Aqua yang mencatat titik panas sebanyak 283 titik pada Rabu (9/9).
Fachri mengatakan, informasi yang diperoleh BMKG tersebut akan diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk tindak lanjut di lapangan.
Dari pantauan satelit juga menunjukkan daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan antara lain di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung dan Kalimantan Barat.
Sementara, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan juga masih akan menyelimuti wilayah Sumatera karena arah angin masih dominan bertiup ke arah barat laut atau disebut angin timuran.
Beberapa hari terakhir, asap tebal akibat kebakaran hutan juga sudah mulai mencemari udara di Singapura. Kabut asap juga menyebabkan jarak pandang sangat terbatas sehingga otoritas bandara terpaksa menghentikan aktivitas karena asap mengganggu penerbangan.
Untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan khususnya di Riau, Presiden Joko Widodo memerintahkan penambahan 1.000 prajurit TNI.
Sebelumnya, 1.000 prajurit TNI telah dikirimkan untuk memadamkan titik api di Sumatera Selatan pada pekan lalu.
"Titik panas paling banyak di Sumatera. Satelit menunjukkan bahwa warna merah besar di layar kita memastikan itu titik api," kata Kepala Bidang Informasi dan Meteorologi Publik BMKG Fachri Rajab di Jakarta, Rabu.
Jumlah titik panas yang terpantau di Sumatera kemarin sudah berkurang dibandingkan pantauan sensor modis satelit Terra dan Aqua yang mencatat titik panas sebanyak 283 titik pada Rabu (9/9).
Fachri mengatakan, informasi yang diperoleh BMKG tersebut akan diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk tindak lanjut di lapangan.
Dari pantauan satelit juga menunjukkan daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan antara lain di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung dan Kalimantan Barat.
Sementara, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan juga masih akan menyelimuti wilayah Sumatera karena arah angin masih dominan bertiup ke arah barat laut atau disebut angin timuran.
Beberapa hari terakhir, asap tebal akibat kebakaran hutan juga sudah mulai mencemari udara di Singapura. Kabut asap juga menyebabkan jarak pandang sangat terbatas sehingga otoritas bandara terpaksa menghentikan aktivitas karena asap mengganggu penerbangan.
Untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan khususnya di Riau, Presiden Joko Widodo memerintahkan penambahan 1.000 prajurit TNI.
Sebelumnya, 1.000 prajurit TNI telah dikirimkan untuk memadamkan titik api di Sumatera Selatan pada pekan lalu.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: