Saham Tokyo dibuka naik jelang keputusan Fed
16 September 2015 09:27 WIB
Seorang pria menyeka wajahnya saat ia melintas di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di luar rumah pialang di Tokyo, Kamis (31/5). Saham Asia, euro, dan harga minyak jatuh karena harga pinjaman yang melonjak di Spanyol yang bermasalah meningkatkan kekhawatiran bahwa akan ada lebih banyak negara di zona euro yang akan terpukul oleh krisis hutang zona tersebut. (REUTERS/Yuriko Nakao)
Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo dibuka 0,94 persen lebih tinggi pada Rabu, menyusul lonjakan di pasar ekuitas AS menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve minggu ini.
Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo naik 169,26 poin menjadi 18.195,74 pada awal perdagangan.
Wall Street menguat pada Selasa setelah data menunjukkan penjualan ritel naik pada Agustus untuk bulan kedua berturut-turut, meningkatkan optimisme tentang kesehatan ekonomi terbesar dunia itu.
Data menghilangkan beberapa kekhawatiran bahwa gejolak di pasar saham yang dipicu oleh devaluasi yuan Tiongkok bulan lalu, mungkin telah berpengaruh ke dalam ekonomi riil.
Namun investor tetap terpecah tentang apakah bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pekan ini untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, dengan pasar menetapkan kemungkinan sekitar 28 persen menurut Bloomberg News.
Beberapa investor khawatir kenaikan suku bunga AS dapat merugikan pertumbuhan -- ketika Tiongkok yang telah menjadi pendorong utama bagi perekonomian global melemah dalam beberapa tahun terakhir -- yang kurang kuat daripada yang diperkirakan.
"Ada banyak data yang dirilis pada Selasa, tapi tidak banyak yang benar-benar meyakinkan kami secara baik," kata Emma Lawson, ahli strategi mata uang di National Australia Bank di Sydney, dalam sebuah catatan.
"Penjualan ritel AS adalah yang paling penting, dan menunjukkan bahwa selain dari penjualan bensin yang lemah (karena penurunan harga) keadaan yang mendasari konsumen AS ok," katanya.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,40 persen, atau 228,89 poin, menjadi 16.599,85.
Indeks yang lebih luas S&P 500 naik 1,28 persen, atau 25,06 poin menjadi 1.978,09, sementara indeks komposit Nasdaq bertambah 1,14 persen, atau 54,76 poin, menjadi 4.860,52.
Saham-saham Jepang juga mendapat dorongan dari penurunan yen setelah bank sentral Jepang (BoJ) pada Selasa menangguhkan perluasan program pelonggaran moneter yang besar, meskipun pertumbuhan di ekonomi nomor tiga dunia itu lemah.
"Pasar AS telah bereaksi positif terhadap spekulasi bahwa kenaikan suku bunga akan ditunda, dan saya berharap pasar Tokyo berkinerja baik, juga," Chihiro Ohta, manajer umum SMBC Nikko Securities di Tokyo, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Dengan tidak ada tindakan dari bank sentral Jepang kemarin, yen menguat di sore hari, tapi sejak itu jatuh kembali dan tidak akan menjadi kendala untuk keuntungan di saham-saham," kata Ohta.
Dalam perdagangan valas, dolar berdiri pada 120,27 yen, turun sedikit dari 120,40 yen pada Selasa di New York.
Euro berada di 1,1276 dolar dan 135,61 yen, bervariasi dari 1,1272 dolar dan 135,71 yen di New York.
Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo naik 169,26 poin menjadi 18.195,74 pada awal perdagangan.
Wall Street menguat pada Selasa setelah data menunjukkan penjualan ritel naik pada Agustus untuk bulan kedua berturut-turut, meningkatkan optimisme tentang kesehatan ekonomi terbesar dunia itu.
Data menghilangkan beberapa kekhawatiran bahwa gejolak di pasar saham yang dipicu oleh devaluasi yuan Tiongkok bulan lalu, mungkin telah berpengaruh ke dalam ekonomi riil.
Namun investor tetap terpecah tentang apakah bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pekan ini untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, dengan pasar menetapkan kemungkinan sekitar 28 persen menurut Bloomberg News.
Beberapa investor khawatir kenaikan suku bunga AS dapat merugikan pertumbuhan -- ketika Tiongkok yang telah menjadi pendorong utama bagi perekonomian global melemah dalam beberapa tahun terakhir -- yang kurang kuat daripada yang diperkirakan.
"Ada banyak data yang dirilis pada Selasa, tapi tidak banyak yang benar-benar meyakinkan kami secara baik," kata Emma Lawson, ahli strategi mata uang di National Australia Bank di Sydney, dalam sebuah catatan.
"Penjualan ritel AS adalah yang paling penting, dan menunjukkan bahwa selain dari penjualan bensin yang lemah (karena penurunan harga) keadaan yang mendasari konsumen AS ok," katanya.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,40 persen, atau 228,89 poin, menjadi 16.599,85.
Indeks yang lebih luas S&P 500 naik 1,28 persen, atau 25,06 poin menjadi 1.978,09, sementara indeks komposit Nasdaq bertambah 1,14 persen, atau 54,76 poin, menjadi 4.860,52.
Saham-saham Jepang juga mendapat dorongan dari penurunan yen setelah bank sentral Jepang (BoJ) pada Selasa menangguhkan perluasan program pelonggaran moneter yang besar, meskipun pertumbuhan di ekonomi nomor tiga dunia itu lemah.
"Pasar AS telah bereaksi positif terhadap spekulasi bahwa kenaikan suku bunga akan ditunda, dan saya berharap pasar Tokyo berkinerja baik, juga," Chihiro Ohta, manajer umum SMBC Nikko Securities di Tokyo, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Dengan tidak ada tindakan dari bank sentral Jepang kemarin, yen menguat di sore hari, tapi sejak itu jatuh kembali dan tidak akan menjadi kendala untuk keuntungan di saham-saham," kata Ohta.
Dalam perdagangan valas, dolar berdiri pada 120,27 yen, turun sedikit dari 120,40 yen pada Selasa di New York.
Euro berada di 1,1276 dolar dan 135,61 yen, bervariasi dari 1,1272 dolar dan 135,71 yen di New York.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: