Banjir Aceh Barat surut
15 September 2015 15:11 WIB
Banjir Akibat Tanggul Jebol. Warga menyusuri jalan yang terendam banjir di Desa Mancang Kecamatan Samudera Gedong, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Sabtu (12/9). Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul aliran sungai Krueng Pase yang tidak mampu menampung volume air hujan itu mengakibatkan ribuan rumah di tiga kecamatan Samudera Gedong, Geuredong Pase, Matang Kuli terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Banjir melanda delapan dari 12 kecamatan di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, sejak Senin (14/9) malam, kini sudah surut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Saiful AB di Meulaboh, Selasa, mengemukakan, akibat bencana alam ini dua bocah ditemukan meningal dunia karena terseret arus.
"Masyarakat sudah pulang ke rumah dan akibat banjir kemarin betul ada dua warga yang meninggal anak-anak karena terseret arus banjir ketika mandi dan ditemukan sore itu juga," katanya.
Kedua bocah tersebut, yakni Afriana (10) dan Rabiani (8) warga Gampong (desa) Ranup Dong, Kecamatan Meureubo. Jasad keduanya ditemukan berdekatan sekitar 500 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dampak banjir yang terjadi akibat meluapnya dua sungai, yakni Sungai Mereubo dan Woyla karena tingginya intensitas curah hujan sejak Minggu (13/9) malam. Delapan kecamatan yang terendam banjir yakni Pante Cereumen, Kaway XVI, Woyla Induk, Woyla Timur, Woyla Barat, Johan Pahlawan, Meureubo, Arongan Lambalek dan sebagian di Sama Tiga.
Selain merendam rumah penduduk dan merusak tanaman padi warga, banjir juga merusak empat unit jembatan, dua diantaranya ambruk dan dua unit lainnya terancam amblas karena kepala jembatan dari lebar delapan meter hanya tersisa 1--1,5 meter sehingga belum bisa dilalui.
"Total kerugian belum bisa kita simpulkan, masih kita data terus kerusakan infrastruktur dan harta benda masyarakat. Tidak ada pengungsian yang disentra pada satu lokasi, saat banjir warga mengungsi mencari tempat aman sendiri," katanya.
Sebagian lain masyarakat yang terkena dampak banjir juga mengambil tempat aman pada balai yang sudah dibangun pada sebagian tempat evakuasi, persoalan logistik korban banjir ditangani oleh instansi terkait lainnya.
Saiful AB menyatakan, setelah banjir akses menuju ke Kecamatan Pante Ceureumen belum tertangani maksimal karena untuk menuju ke lokasi jembatan ambruk dan jalan terputus masih belum dapat dilintasi kendaraan alat berat.
Meski demikian pihak satgas BPBD dan aparatur desa di kawasan masing-masing sejak kemarin sudah mulai bergotongroyong membersihkan pemukiman dan membuat akses jalan darurat agar tidak terus terisolasi.
"Untuk kawasan lain kita belum menerima adanya laporan kerusakan infrastuktur maupun korban jiwa akibat banjir, kita terus berkoordinasi dengan lintas sektoral untuk penanganan banjir ini,"katanya menambahkan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Saiful AB di Meulaboh, Selasa, mengemukakan, akibat bencana alam ini dua bocah ditemukan meningal dunia karena terseret arus.
"Masyarakat sudah pulang ke rumah dan akibat banjir kemarin betul ada dua warga yang meninggal anak-anak karena terseret arus banjir ketika mandi dan ditemukan sore itu juga," katanya.
Kedua bocah tersebut, yakni Afriana (10) dan Rabiani (8) warga Gampong (desa) Ranup Dong, Kecamatan Meureubo. Jasad keduanya ditemukan berdekatan sekitar 500 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dampak banjir yang terjadi akibat meluapnya dua sungai, yakni Sungai Mereubo dan Woyla karena tingginya intensitas curah hujan sejak Minggu (13/9) malam. Delapan kecamatan yang terendam banjir yakni Pante Cereumen, Kaway XVI, Woyla Induk, Woyla Timur, Woyla Barat, Johan Pahlawan, Meureubo, Arongan Lambalek dan sebagian di Sama Tiga.
Selain merendam rumah penduduk dan merusak tanaman padi warga, banjir juga merusak empat unit jembatan, dua diantaranya ambruk dan dua unit lainnya terancam amblas karena kepala jembatan dari lebar delapan meter hanya tersisa 1--1,5 meter sehingga belum bisa dilalui.
"Total kerugian belum bisa kita simpulkan, masih kita data terus kerusakan infrastruktur dan harta benda masyarakat. Tidak ada pengungsian yang disentra pada satu lokasi, saat banjir warga mengungsi mencari tempat aman sendiri," katanya.
Sebagian lain masyarakat yang terkena dampak banjir juga mengambil tempat aman pada balai yang sudah dibangun pada sebagian tempat evakuasi, persoalan logistik korban banjir ditangani oleh instansi terkait lainnya.
Saiful AB menyatakan, setelah banjir akses menuju ke Kecamatan Pante Ceureumen belum tertangani maksimal karena untuk menuju ke lokasi jembatan ambruk dan jalan terputus masih belum dapat dilintasi kendaraan alat berat.
Meski demikian pihak satgas BPBD dan aparatur desa di kawasan masing-masing sejak kemarin sudah mulai bergotongroyong membersihkan pemukiman dan membuat akses jalan darurat agar tidak terus terisolasi.
"Untuk kawasan lain kita belum menerima adanya laporan kerusakan infrastuktur maupun korban jiwa akibat banjir, kita terus berkoordinasi dengan lintas sektoral untuk penanganan banjir ini,"katanya menambahkan.
Pewarta: Anwar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: