Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendukung penuh program gerakan "Saya Perempuan Anti-Korupsi" yang dicetuskan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Demikian disampaikan Ahok dalam seminar bertajuk "Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan" yang digelar oleh KPK bekerja sama dengan Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ) di Balai Kota DKI Jakarta.

"Ini adalah gerakan yang bagus. Lagi pula, program tersebut juga sejalan dengan misi perbaikan birokrasi yang sedang gencar kita lakukan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.

Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok sehari-hari itu, melalui seminar dan workshop dari program tersebut, diharapkan perempuan, terutama dalam lingkup keluarga, dapat mengajarkan anak-anaknya untuk tidak melakukan tindak korupsi sejak kecil.

"Saya berharap anak-anak diajarkan mana hal yang baik dan mana yang buruk, sehingga mereka peka dan sensitif. Lebih jauh, kita berharap Jakarta bisa menjadi seperti sebuah etalase yang mempertontonkan transformasi birokrasi yang bersih dari korupsi," ujar Ahok.

Sementara itu, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK Sujanarko menuturkan gerakan "Saya Perempuan Anti-Korupsi" memandang peran perempuan sangat penting dalam pencegahan korupsi, baik sebagai ibu, istri maupun anggota masyarakat.

"Perempuan memiliki kekuatan luar biasa dan peran yang mulia di dalam masyarakat, terutama keluarga. Oleh karena itu, sebagai figur sentral dalam keluarga, perempuan harus mampu membentengi dirinya dan keluarganya dari tindak korupsi," kata Sujanarko.

Penyelenggaraan seminar tersebut merupakan kegiatan awal yang kemudian akan dilanjutkan dengan tiga hari pelatihan untuk pelatih pada 6 hingga 8 Oktober 2015 di Gedung Abdul Muis, Jakarta.

Pesertanya merupakan perwakilan dari organisasi perempuan dan pegawai dari beberapa satuan kerja serta istri-istrinya yang tergabung dalam PKK DKI Jakarta, Dharma Wanita, lurah, camat, wali kota, Unit Pelaksana Teknis (UPT), suku dinas dan badan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta guru.

"Kami berharap pelatihan tersebut akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menyebarluaskan gerakan "Saya Perempuan Anti Korupsi" dan menjadi focal point agen anti korupsi di komunitasnya," ujar Sujanarko.