Aramco tertarik investasi industri hilir migas Indonesia
15 September 2015 00:03 WIB
Ilustrasi. Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Air Tawar, Padang, Sumbar, Rabu (22/10). Menurut data PT Pertamina Sumbar, Stok BBM masih aman dan pasokan normal, namun terjadi peningkatan konsumsi akibat panic buying (kepanikan berbelanja) konsumen yang membeli dalam jumlah besar sehingga terjadi kekosongan di sejumlah SPBU, menyusul adanya isu kenaikan harga BBM bersubsidi. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan Aramco, perusahaan migas Arab Saudi, berminat untuk berinvestasi pada industri hilir dalam negeri.
"Aramco tidak hanya tertarik pada investasi kilang dan storage, tapi juga menunjukkan minat pada kegiatan distribusi sampai ke hilir," katanya dalam diskusi terbatas di Gedung Migas, Jakarta, Senin.
Rencana masuknya perusahaan dari Arab Saudi tersebut, ia nilai akan memberikan dampak positif bagi bisnis migas nasional.
"Upaya ini tentu menambah investasi ke dalam negeri dan juga dapat menciptakan banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat," ujar Wiratmaja.
Ia mencontohkan bisnis hilir migas yang akan dijalankan perusahaan tersebut dapat berupa pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) maupun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
"Sebelumnya kan sudah ada Total dan ada Shell di hilir, intinya bisnis seperti ini boleh," tambahnya.
Walaupun menguntungkan, ia menuturkan sistem bisnis hilir yang kelak dijalankan Aramco masih dalam tahap diskusi dan terus dikaji oleh pemerintah.
Dengan adanya perencanaan yang matang, menurut dia investasi perusahaan asing pada industri hilir migas nasional, tidak akan mengurangi kedaulatan perusahaan migas dalam negeri.
"Ini pengoperasiannya masih akan didiskusikan, nanti kita akan membuat regulasinya yang baik, yang mana pembangunannya jangan hanya di tempat-tempat gemuk saja, mungkin satu di Jakarta, satu di Sulawesi, satu juga di Ambon," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, berencana membangun kilang dan "storage" atau tempat penyimpanan minyak di Indonesia.
Perusahaan minyak tersebut juga dikabarkan berkomitmen menanamkan modalnya senilai 10 miliar dolar Amerika Serikat, yang mana keinginan itu disampaikan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Timur Tengah, Sabtu (12/9).
"Aramco tidak hanya tertarik pada investasi kilang dan storage, tapi juga menunjukkan minat pada kegiatan distribusi sampai ke hilir," katanya dalam diskusi terbatas di Gedung Migas, Jakarta, Senin.
Rencana masuknya perusahaan dari Arab Saudi tersebut, ia nilai akan memberikan dampak positif bagi bisnis migas nasional.
"Upaya ini tentu menambah investasi ke dalam negeri dan juga dapat menciptakan banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat," ujar Wiratmaja.
Ia mencontohkan bisnis hilir migas yang akan dijalankan perusahaan tersebut dapat berupa pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) maupun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
"Sebelumnya kan sudah ada Total dan ada Shell di hilir, intinya bisnis seperti ini boleh," tambahnya.
Walaupun menguntungkan, ia menuturkan sistem bisnis hilir yang kelak dijalankan Aramco masih dalam tahap diskusi dan terus dikaji oleh pemerintah.
Dengan adanya perencanaan yang matang, menurut dia investasi perusahaan asing pada industri hilir migas nasional, tidak akan mengurangi kedaulatan perusahaan migas dalam negeri.
"Ini pengoperasiannya masih akan didiskusikan, nanti kita akan membuat regulasinya yang baik, yang mana pembangunannya jangan hanya di tempat-tempat gemuk saja, mungkin satu di Jakarta, satu di Sulawesi, satu juga di Ambon," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, berencana membangun kilang dan "storage" atau tempat penyimpanan minyak di Indonesia.
Perusahaan minyak tersebut juga dikabarkan berkomitmen menanamkan modalnya senilai 10 miliar dolar Amerika Serikat, yang mana keinginan itu disampaikan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Timur Tengah, Sabtu (12/9).
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: